Al-kisah. Suatu hari Sahabat Umar bin Khottob RA sedang berjalan di sebuah jalanan kota. Beliau melihat seorang anak kecil yang sedang memainkan burung kecil (pipit) ditangannya. Sahabat Umar merasa kasihan terhadap burung tersebut, maka dibelilah burung tersebut lalu dilepaskannya. Singkat cerita, beberapa ulama' melihat beliau dalam mimpi dan mereka menanyakan tentang keadaan beliau.
"Apa yang Allah lakukan kepadamu?"
"Allah telah mengampuniku dan memaafkanku".
 "Apakah karena amalmu, atau kedermawananmu, atau keadilanmu ataukah kezuhudannmu?"
"Ketika kalian meletakkanku di dalam kubur, menguburku dengan tanah dan meninggalkanku sendirian, datanglah dua malaikat yang perkasa hingga membuat akalku tak bisa berfikir dan persendianku gemetar. Â Kedua malaikat itu membawaku, mendudukkanku dan hendak menanyaiku. Tiba-tiba aku mendengar suara: "Tinggalkan hamba-Ku dan jangan kalian menakutinya karena Aku menyayanginya dan memaafkannya karena dia telah menyayangi seekor burung di dunia maka Aku menyayanginya di akhirat".
*********
Kisah ini, saya kutip dari Kitab Mawaidh Usfuriyah, nasehat burung pipit, atau nasehat yang kecil-ringan. Kisah ini menegaskan tentang hadis pembuka dalam kitab ini, yakni hadits tentang kasih sayang. Bunyi Hadits nya: "Orang-orang yang pengasih akan dikasihi Allah Sang Maha Pengasih, Kasihilah siapapun di bumi, maka yang di langit akan mengasihimu". Hadits ini sahih. Bahkan saya pernah melihat dari status facebook Gusmus (KH Musthofa Bisri) , bahwa Ia mendapat riwayat secara bersambung dari gurunya- sampai Rasulullah saw. Kisah tentang sahabat Umar di atas menegaskan bahwa tidak ada satu kebaikan yang didasari kasih sayang di dunia ini yang tidak mendapatkan balasan dari Allah kelak di akhirat. Hanya karena membebaskan seekor pipit -- dulu guru saya menyebutnya emprit -- Allah membebaskannya dari siksa alam kubur.
Jika hanya dengan membebaskan seekor emprit saja begitu besaran ganjaran yang didapat, apalagi jika kita mampu mengasihi manusia dengan kasih sayang. Alangkah besar kasih sayang yang akan kita dapatkan. Sayangilah segala yang di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangimu.
Inilah makna dari tujuan risalah Islam, menjadi rahmat bagi semesta alam, rahmatan li al-'alamin. Paradigma kasih sayang selayaknya menjadi prinsip kita dalam kehidupan, termasuk beragama. Islam tegak atas akhlak dan kasih sayang. Dan tentunya Allah akan menyayangi kita, jikalau kita mau menyayangi semua yang ada di alam semesta ini. Apalagi kepada manusia, maka kasih sayang itu mutlak dilakukan. Islam mengajarkan adanya ukhuwah basyariyah, persaudaraan sesama manusia.
Melakukan kekerasan dengan dalih agama, sudah barang tentu tidak bisa dibenarkan. Agama secara jelas, tegas dan gamblang menganjurkan kasih sayang kepada semua makhluk bumi, adalah tidak mungkin jika hal tersebut diterjemahkan dengan aksi kebencian, kekerasan dan pembunuhan. Aksi teroris dengan topeng jihad dalam konteks ini jelas kontraproduktif dengan ajaran islam yang berparadigma cinta kasih. Tujuan syariat islam adalah terlindunginya lima prinsip dasar, nafs (jiwa), din (agama,) aql (akal) nasl (keturunan) dan mal (harta). Tidak mungkin ajaran Islam (jihad) malah berpotensi menghilangkan kelima prinsip dasar yang semestinya harus dijaga dan di lindungi. Mari beragama dengan kasih sayang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H