Namun, banyak juga ibu yang belum mampu menggunakan peran dan fungsi pendidik dini ini dengan baik. Kesibukan dan pekerjaan boleh jadi menjadi alasan dominan yang dilontarkan untuk tidak mampu meluangkan waktu dalam proses interaksi pendidikan. Itulah yang barangkali menjadi pemicu banyaknya pendidikan dini yang saat ini sangat marak, mengingat tidak semua orang tua, khusunya ibu mampu melakukan fungsi pendidikan dini ini. Namun hal itu tidak berarti seorang ibu melepaskan secara penuh fungsi pendidik dalam keluarga, dengan menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada lembaga pendidikan dini.
Bagaimanapun ibu merupakan sosok pendidik yang tak terganti. Sikap, kepribadian, prilaku dan segala aktifitasnya adalah dimensi pendidikan bagi anak.
Secara kodrati, ibu sudah disetting oleh Sang Pencipta untuk menjadi seorang pendidik bagi anaknya, dengan diberikannya sifat-sifat yang mendukung bagi peran pendidik tersebut. Tuhan telah menganugerahkan kepada kita, seorang ibu yang mampu mewarnai coretan lembar putih dalam jiwa dan kehidupan kita, dengan tanpa mengecilkan peran ayah tentunya.Â
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda yang artinya "Mendidik anak itu lebih baik dari pada bersedekah satu sha' (gantang)". Sedekah kita sebagai orang tua adalah memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak kita. Dan Ibu adalah pendidik dini terbaik yang pernah diciptakan Tuhan di dunia ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H