Mohon tunggu...
Muhamad Mustaqim
Muhamad Mustaqim Mohon Tunggu... Dosen - Peminat kajian sosial, politik, agama

Dosen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Dini Itu Bernama Ibu

15 Mei 2018   08:07 Diperbarui: 15 Mei 2018   08:09 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Lifestyle Kompas

Namun, banyak juga ibu yang belum mampu menggunakan peran dan fungsi pendidik dini ini dengan baik. Kesibukan dan pekerjaan boleh jadi menjadi alasan dominan yang dilontarkan untuk tidak mampu meluangkan waktu dalam proses interaksi pendidikan. Itulah yang barangkali menjadi pemicu banyaknya pendidikan dini yang saat ini sangat marak, mengingat tidak semua orang tua, khusunya ibu mampu melakukan fungsi pendidikan dini ini. Namun hal itu tidak berarti seorang ibu melepaskan secara penuh fungsi pendidik dalam keluarga, dengan menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada lembaga pendidikan dini.

Bagaimanapun ibu merupakan sosok pendidik yang tak terganti. Sikap, kepribadian, prilaku dan segala aktifitasnya adalah dimensi pendidikan bagi anak.

Secara kodrati, ibu sudah disetting oleh Sang Pencipta untuk menjadi seorang pendidik bagi anaknya, dengan diberikannya sifat-sifat yang mendukung bagi peran pendidik tersebut. Tuhan telah menganugerahkan kepada kita, seorang ibu yang mampu mewarnai coretan lembar putih dalam jiwa dan kehidupan kita, dengan tanpa mengecilkan peran ayah tentunya. 

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda yang artinya "Mendidik anak itu lebih baik dari pada bersedekah satu sha' (gantang)". Sedekah kita sebagai orang tua adalah memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak kita. Dan Ibu adalah pendidik dini terbaik yang pernah diciptakan Tuhan di dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun