Mohon tunggu...
Muhamad Alfin
Muhamad Alfin Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Saya adalah penulis pemula yang senang belajar banyak hal. Saat ini saya sedang menempuh kuliah si salah satu Universitas di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Kabar Kesehatan Mental SDM Indonesia Saat ini?

26 Juli 2023   20:44 Diperbarui: 26 Juli 2023   20:47 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karena SDM adalah komponen ekonomi yang vital, kesehatan sumber daya manusia (SDM) harus dalam kondisi baik. Realitas yang disayangkan adalah orang yang sakit cenderung kurang produktif dalam bekerja, dan dalam beberapa kasus, masalah kesehatan bahkan memaksa mereka untuk berhenti bekerja sama sekali. Pada tahun 2010, gangguan mental dan perilaku adalah penyebab utama kematian di semua kategori penyakit, menyumbang 10,4% dari beban penyakit global dan menjadi penyebab utama kematian secara keseluruhan. Diantisipasi bahwa ekonomi global akan menderita kerugian sebesar $16,3 triliun karena penyakit mental antara tahun 2011 dan 2030. Kerugian ini akan jauh lebih banyak daripada gabungan kerugian yang disebabkan oleh kanker, penyakit ginjal kronis, dan diabetes, dan itu akan setara dengan efek penyakit kardiovaskular (Trautmann, Rehm, & Wittchen, 2016). Prevalensi skizofrenia di Aceh diteliti secara mendalam pada tahun 2016, dan temuannya mencengangkan: 19,52 juta Rupiah, yang setara dengan 1,02% kerugian ekonomi yang terjadi di seluruh Indonesia akibat gangguan kesehatan jiwa ( Isnaini, Abdullah, & Saputra, 2019).

Telah dibuktikan bahwa kesehatan mental yang buruk memiliki dampak merugikan yang besar pada perluasan ekonomi. Mayoritas negara berkembang, termasuk Indonesia, masih menganggap isu-isu terkait kesehatan mental sebagai prioritas rendah dan menanganinya dengan metode reaktif daripada proaktif, seperti pencegahan, promosi, dan rehabilitasi (Ridlo, 2017). Selain itu, metrik yang berkaitan dengan kesehatan mental telah masuk dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang masuk ke dalam tujuan pembangunan jangka panjang (TPB) Indonesia.

Menurut apa yang saya baca, penggunaan data tingkat kabupaten oleh SIG menunjukkan bahwa penduduk dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan cenderung tinggal di lokasi dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi. Seluruh negara Indonesia dilanda oleh tingkat yang sangat tinggi dari orang yang menderita berbagai bentuk penyakit mental. Ada tingkat penyakit mental yang jauh lebih tinggi di Sulawesi daripada di wilayah lain mana pun. Kejadian pemasungan mengikuti tren yang sama dengan krisis terkait kesehatan jiwa, dengan konsentrasi terbesar terjadi di provinsi NTT. Jumlah kasus migrasi massal sangat tinggi di provinsi NTT dan Papua Nugini, yang keduanya memiliki topografi yang sulit. Terdapat korelasi antara pesimisme dengan jumlah mental block, namun pengaruh lingkungan fisik seperti topografi tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah mental block. Karena penelitian telah menemukan korelasi antara polusi dan jumlah kejadian penyakit mental, pemerintah harus memberi perhatian khusus pada kasus polusi di darat, udara, dan air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun