Kelangkaan BBM di Jampangkulon: Krisis Energi di Tengah Bencana Banjir dan Longsor
Sukabumi, Jawa Barat, tengah menghadapi tantangan besar akibat bencana alam banjir dan longsor yang melanda wilayah tersebut. Hujan deras yang terus mengguyur dalam beberapa hari terakhir menyebabkan aliran sungai meluap, merendam pemukiman, dan menutup akses jalan akibat longsoran tanah. Kondisi ini memperparah krisis dengan terputusnya pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan lumpuhnya jaringan listrik serta telekomunikasi.
Jampangkulon, sebuah kecamatan di KabupatenListrik Lumpuh Total dan Hilangnya Sinyal
Hujan lebat yang menyebabkan banjir juga mengakibatkan kerusakan pada jaringan listrik utama di wilayah Jampangkulon. Akibatnya, suplai listrik ke rumah-rumah warga, fasilitas umum, dan pusat pelayanan masyarakat terputus total. Sebagai dampak lebih lanjut, menara-menara komunikasi di wilayah tersebut kehilangan daya, menyebabkan hilangnya sinyal telekomunikasi. Warga kini terisolasi dari dunia luar tanpa akses informasi dan komunikasi.
Seorang warga, Irwan (40), mengungkapkan kesulitannya. "Kami tidak bisa mengisi ulang listrik, dan HP mati semua. Sinyal juga hilang, jadi sulit sekali untuk memberi kabar kepada keluarga atau meminta bantuan," ujarnya.
Kelangkaan BBM yang Memperparah Situasi
Kelangkaan BBM menjadi masalah serius di tengah krisis ini. Akses jalan yang tertutup oleh longsoran tanah membuat distribusi BBM terhenti. Beberapa SPBU yang biasanya melayani kebutuhan warga tidak bisa beroperasi karena kehabisan stok. Tanpa BBM, generator listrik tidak bisa digunakan untuk menghidupkan kembali aliran listrik darurat, dan transportasi darurat untuk evakuasi atau distribusi bantuan pun terhambat.
Akses Jalan Lumpuh Total
Banjir dan longsor telah memutus hampir semua akses jalan utama dan alternatif menuju Jampangkulon. Jalan-jalan tertutup material longsor seperti tanah, batu, dan pohon tumbang. Situasi ini menyulitkan mobilisasi bantuan, baik dari pemerintah maupun relawan. Kendaraan roda empat tidak bisa melintas, dan warga harus berjalan kaki melalui medan yang sulit untuk mencari bantuan.
Upaya Pemerintah dan Harapan Warga
Pemerintah daerah  telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan dinas terkait untuk mengevakuasi warga yang terdampak parah serta membuka kembali akses jalan. Namun, proses ini memerlukan waktu mengingat skala kerusakan yang luas dan keterbatasan alat berat. Warga berharap pemerintah pusat segera mengirimkan bantuan darurat berupa BBM, makanan, obat-obatan, dan alat berat untuk membersihkan material longsor.