Kekalahan 6-0 dari Filipina di pertandingan terakhir fase grup, menghentikan langkah timnas putri Indonesia pada gelaran Piala Asia Wanita 2022 di India.Â
Sebelumnya, Indonesia juga menelan kekalahan dari negara ASEAN lainnya, Thailand, dengan skor 0-4 dan takluk 18-0 dari Australia pada laga pembuka fase grup.Â
Kekalahan atas Australia menambah catatan kekalahan terbesar Timnas sepakbola wanita Indonesia. Kekalahan tersebut menjadi yang yang terbesar sejak dikalahkan 14-0 oleh Vietnam pada ajang Piala AFF Wanita 2011.Â
Dengan hasil tersebut, Indonesia harus pulang dari India tanpa mengemas satu poin dan bahkan satu gol pun.
Meski mendapat hasil buruk, timnas sepakbola putri Indonesia perlu diapresiasi karena setelah 33 tahun mangkir, Indonesia bisa kembali ke panggung sepakbola wanita tingkat Asia. Debut timnas putri Indonesia di turnamen tingkat Asia ini terjadi pada Piala AFC Wanita 1977 di Taiwan, yang berhasil sampai ke semifinal. Â
Kemudian di Piala AFC Wanita 1986, Indonesia juga kembali menjadi semifinalis. Sayang, sejak 1989 Indonesia tak pernah lagi ikut serta Piala AFC Wanita.
Merupakan sebuah prestasi dalam empat edisi Piala Asia Wanita dekade 80-an, Indonesia telah dua kali menembus semifinal.Â
Di kejuaran ASEAN Women's Championship, Indonesia menempati posisi runner-up pada tahun 1982 dan 1985. Sebelumnya, pada tahun 1979 Indonesia juga keluar sebagai juara di turnamen segitiga antara Indonesia-Malaysia-Singapura.
Sayang, sepakbola wanita Indonesia sempat tertidur panjang. Usai meraih perunggu dalam cabang olahraga sepakbola di SEA Games 1997 dan 2002, sepakbola wanita seperti kehilangan nadinya. Gairah sepakbola wanita pun seperti menurun saat itu.
Sayup mata sepakbola wanita memandang, samar terlihat harapan, antusias, dan prestasi yang pernah terukir dalam sejarah. Piala Asia Wanita 2022 di India, barangkali menjadi titik balik persepakbolaan wanita di Indonesia.Â
Hal selanjutnya adalah tinggal bagaimana federasi membenahi semuanya dengan berbekal pengalaman yang dipunya dan optimisme atas sepakbola kaum wanita di Indonesia. Jika tidak, garuda pertiwi tidak akan pernah terbang tinggi kembali.