Mohon tunggu...
Muhamad Nurdin
Muhamad Nurdin Mohon Tunggu... Penulis - Mari Sama-sama Menjadi yang Terbaik

Mari Sama-sama Menjadi yang Terbaik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akankah Indonesia Hanya Tinggal dalam Cerita?

2 Mei 2024   17:48 Diperbarui: 2 Mei 2024   20:32 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar (booking.com)

Kita sering mendengar Indonesia memiliki kebudayaan yang luhur, tapi ternyata dibelit korupsi, kolusi dan nepotisme secara akut. Kita sering mendengar Indonesia kaya raya, tapi ternyata dibelit utang hingga anak cucu kita terbebani.

Tak mengherankan kalau saudara kita  Firdaus Dandy  menulis sajak di bawah ini:

Aku dengar Indonesia jaya dimasa lalu
Aku dengar tanah airku aman dan damai
Jarang terjadi pertentangan,  kerukunan selalu tercipta
Aku dengar masyarakatku sangat ramah
Baik hati pada sesama, peduli pada penderitaan orang lain.
Aku dengar bangsaku bangsa beradab, berhasil membangun kebudayaan.

Tapi ...
Apa itu korupsi
Apa itu kolusi
Apa itu nepotisme

Tetapi ...
Mengapa ada kerusuhan di Jakarta
Mengapa ada pembakaran di Surakarta
Mengapa ada perang etnis di Sambas.

Kakeku,
Dimana Indonesia dulu, dimana peradaban bangsaku, dimana keramahan itu.
Kakeku,
anak cucumu memang durhaka, anak cucumu belum tahu membangun
negara, anak cucumu hanya bisa menghancurkan.

Kakeku,
bagaimana negara ini dengan utang milyaran dollar, bagaimana negara
ini dengan perpecahan, bagaimana negara ini dengan nasionalisme sebatas kata.

Tuhanku, akankah negara ini hancur karena hutang
Akankah negara ini jadi 202 negara baru?
Akankan negara ini tinggal cerita?

Tuhanku, dalam hati aku bertanya
Dalam hati aku berharap, dalam hati aku berdo'a
Tuhanku, apakah Indonesia akan hilang?
Apakah anak cucuku akan bertanya dimana Indonesia?
Akankah Indonesia hanya tinggal dalam cerita?
Hanya Engkaulah yang tahu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun