Melihat ketidakmungkinan yang telah terjadi dari kasus Argentina dan Jerman, hal yang sama terjadi kepada Belgia yang saat ini berlabel tim kedua terbaik versi Ranking FIFA, yang dipermalukan Maroko Minggu malam kemarin dengan dua gol tanpa balas.
Padahal Kevin De Bruyne dkk memainkan 67% persen bola selama 95 menit pertandingan. Tapi dua gol berdarah dari Roman Saiss di menit 73 dan gol pemusnah asa sepakan Zakaria Aboukhiai di 2 menit tambahan waktu membuat posisi Belgia di klasemen grup F turun ke posisi tiga.
Kerusuhan pun terjadi di jalanan Brussels, Belgia pasca kekalahan tak dinyana tak diduga ini. Para supporter membakar mobil hasil luapan emosi mereka. Hingga polsek Brussels pun harus menembakan gas air mata yang dilempar balik oleh para supporter dan dibalas sautan polisi, cakeeeeeeep...!
Belgia pun mau tidak mau harus mengemas 3 poin ketika melawan Kroasia di partai pamungkas grup F nanti. Yang tentunya tidak akan mudah, sambil berharap Maroko terpeleset ketika menghadapi Kanada.
Maroko ini sebenarnya ngeri-ngeri sedap juga, ber-poin sama dengan Kroasia, mereka hanya kalah selisih gol saja dari Luka Modric cs. Sebuah anomali yang jarang terjadi di event sekaliber Piala Dunia yang membuat semua runtutan kejadian ini tampak salah. Hakim Ziyech dan Ahcraf Hakimi bisa dibilang sukses menggendong Singa Atlas sejauh ini.
Perancis di sisi lain malah bermain sangat stabil dengan mengantongi poin penuh di dua laga grup mereka. Padahal mereka digadang-gadang tidak memiliki banyak kans di putaran Piala Dunia edisi kali ini karena kehilangan beberapa pemain andalannya. Misal N'golo Kante dan Paul Pogba yang seharusnya menjadi metronom di lini tengah Les Blues malah dibekap cedera sebelum event dimulai.
Dan naas-nya, Sang Ballon d'Or Karim Benzema malah latah ikut-ikutan cedera tepat sebelum pembukaan Piala Dunia. Belum lagi ditambah deretan pemain-pemain kunci lainnya dengan masalah serupa yang tidak diboyong ke Qatar.
Dengan fenomena yang baru terjadi ini, saya berpendapat bahwa wajar jika gelaran Piala Dunia 2022 Qatar ini tidak lazim dan salah. Salah dalam arti semua semua ekspektasi yang sudah digaungkan selama ini bisa dipatahkan dengan mudah oleh realita di lapangan.
Tidak mungkin adalah dua kata yang kini berubah menjadi satu kata, mungkin.
Semua tim masih punya kesempatan untuk bisa melangkah lebih jauh, kecuali untuk Qatar dan Kanada yang bisa dipastikan pulang lebih cepat setelah menelan dua kekalahan beruntun.