Siapa sih sekarang yang tidak mengenal aplikasi WhatsApp? Ya, aplikasi yang sekarang sudah menjadi salah satu bagian yang penting dalam bidang komunikasi hingga berbisnis. Namun tahukah kalian bahwa pendiri aplikasi WhatsApp ini dulunya hanyalah seorang tukang sapu, siapakah dia? Yap dialah Jan Koum.
Jan Koum semasa mudanya tinggal Bersama kedua orang tuanya di sebuah desa kecil Kiev, Ukraina. Berniat untuk mencari kehidupan yang lebih baik, Jan Koum dan ibunya bermigrasi ke Amerika. Namun sang ayah memilih untuk menetap di Ukraina. Di Amerika, Jan Koum dan ibunya beruntung karena mendapat bantuan dari pemerintah Amerika. Selain itu, Jan Koum disana juga bekerja sebagai tukang sapu di sebuah toko dan ibunya menjadi seorang baby sitter.
Setelah pindah ke Amerika, Jan Koum tentunya melanjutkan pendidikan disana. Diantara teman-temannya, dia adalah murid yang paling tidak mampu dalam segi finansial. Singkat cerita Jan koum berusaha keras agar dapat menyelesaikan pendidikan sekolahnya tersebut. Alhasil usaha kerasnya berbuah manis. Setelah lulus sekolah, ia melanjutkan pendidikan di San Jose University dengan jurusan computer dan matematika. Akan tetapi perjalanan Jan Koum harus terhenti di jenjang kuliah, dikarenakan prestasinya yang sangat buruk. Hal tersebut membuat Jan Koum harus di Drop Out dari kampus. Namun hal tersebut tidak membuat Jan Koum putus asa, dia lebih memilih untuk belajar secara otodidak, yaitu programming
Masuk ke dunia pekerjaan, Jan Koum pernah bergabung dengan komunitas hacker yang Bernama w00w00. Mulai disitulah Jan Koum semakin mengasah kemampuannya. Setelah berhenti dari komunitas tersebut Jan Koum memutuskan untuk bekerja di Yahoo sebagai Infrastructure Engineer. Setelah sembilan yahun bekerja di Yahoo, Jan Koum mencoba untuk melamar ke Twitter dan Facebook, akan tetapi ditolak.
Setelah Lelah bekerja di Yahoo dan mengalami penolakan, Jan Koum dengan cepat menyadari adanya potensi besar industri aplikasi di App Store yang baru berumur beberapa bulan. Dia berniat untuk membuat aplikasi yang menampilkan status disamping nama individu pengguna.
Jan Koum mendiskusikan idenya dengan temannya yaitu Acton. Kemudian kedua orang tersebut mengunjungi Alex Fishman untuk mendapat ilmu lebih lanjut. Mereka bertiga sadar, bahwa ide ini mustahil dilakukan tanpa adanya bantuan dari pengembang IOS. Jadi, Alex memperkenalkan mereka kepada pengembang IOS asal Rusia, Igor Solomennikov.
Perjalanan awal dalam mencapai kesuksesan tentunya tidaklah mudah, Jan Koum hampir saja menyerah putus asa, hingga ingin berhenti mengembangkan WhatsApp, dikarenakan banyaknya kritikan dan kekurangan pada aplikasi tersebut. Mulai dari pemborosan daya baterai, stuck dalam pemakaian aplikasi dan lain sebagainya. Akan tetapi berkat dukungan temannya Acton, Jan Koum melanjutkan perjalanannya dalam mengembangkan aplikasi WhatsApp. Kemudian, Jan Koum menemukan ide cemerlang dalam upaya pengembangan aplikasi tersebut, yaitu membuat system dimana pengguna dapat melihat apakah si objek pengguna lain sedang online atau tidak. Beberapa pekan setelah pembaruan tersebut, aplikasi yang dikembangkan oleh Jan Koum ini mencapai 250.00 pengguna.
PERKEMBANGAN WHATSAPP DARI TAHUN KE TAHUN
Pada tahun 2009, Koum telah melakukan perubahan pada aplikasi yang dimilikinya, seperti menambahkan ide notifikasi status menjadi percakapan pesan berbasis internet. Tak hanya itu, Jan Koum mencetus WhatsApp 2.0 kedalam bentuk App Store pada bulan Agustus. Pengembangan tersebut disambut hangat oleh para pengguna media sosial, karena jika ingin mengirim pesan cukup dengan menyediakan nomor dan internet saja. Pada akhir tahun 2009, WhatsApp secara resmi merilis fitur dapat mengirim file dalam bentuk foto untuk pengguna IOS/iPhone. Hal tersebut membuat WhatsApp semakin ramai diminati oleh masyarakat, bahkan hingga ruang lingkup internasional. Memasuki tahun 2011, WhatsApp masuk kedalam kategori 20 besar aplikasi top di App Store Amerika. Tak hanya itu, aplikasi yang dikembangkan oleh Koum ini juga mendapatkan investasi pertamanya hingga mencapai miliaran dollar dari Sequoia Capital.
WhatsApp mencapai angka 200 juta lebih pengguna dan memiliki staf sebanyak 50 orang pada tahun 2013. Hal ini membuat aplikasi tersebut mendapat investasi lagi dari Sequoia Capital dengan jumlah lebih dari 23 triliun. Tepat pada bulan Februari 2014, Facebook mengakui posisi dari WhatsApp dengan pembelian senilai 19 miliar dolar AS atau sama dengan Rp298 triliun, yang dimana jumlah tersebut menjadi pembelian terbesar sebuah produk dalam sejarah. Untuk memudahkan Facebook mengakses pengguna WhatsApp, Facebook membuat layanan WhatsApp web pada tahun 2015. Terus berkembang, pada bulan November WhatsApp membuat fitur video call yang bisa diakses di system Windows, iPhone dan Android. Namun ditengah kesuksesan tersebut, Acton justru angkat kaki dari aplikasi yang dirintis dari tahun 2009 tersebut, dan memilih untuk melanjutkan pekerjaan di Signal Foundation. Pada tahun 2018, dirancang sebuah WhatsApp khusus yang digunakan untuk kepentingan bisnis. Hingga saat ini diperkirakan lebih dari 1,5 miliar di 180 negara merupakan pengguna aplikasi yang dikembangkan oleh Jan Koum, yaitu WhatsApp.