Gunung Everest adalah gunung tertinggi di dunia, dengan ketinggian sekitar 8.848 meter (29.029 kaki) di atas permukaan laut. Terletak di perbatasan Nepal dan Tibet, gunung ini menjadi tujuan utama bagi para pendaki profesional dan amatir dari seluruh dunia.
Sejarah pendakian di Gunung Everest dimulai pada tahun 1921, ketika pasukan pendaki Inggris mencoba untuk mencapai puncaknya. Namun, upaya tersebut gagal karena kondisi cuaca yang buruk dan kesulitan pendakian. Pada tahun 1953, pasukan pendaki Inggris yang dipimpin oleh Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay berhasil mencapai puncaknya, menjadikan mereka sebagai pendaki pertama yang berhasil mencapai puncak Gunung Everest.
Sekarang, Gunung Everest menjadi tujuan pendakian yang sangat populer di kalangan pendaki profesional dan amatir. Namun, pendakian di Gunung Everest juga sangat berbahaya karena kondisi cuaca yang buruk, cuaca yang tidak menentu, dan ketinggian yang tinggi. Banyak pendaki yang mengalami masalah kesehatan seperti edema otak atau edema paru-paru akibat ketinggian yang tinggi.
Walaupun pendakian di Gunung Everest sangat berbahaya, namun banyak pendaki yang tetap bertekad untuk mencapai puncaknya. Beberapa pendaki yang berhasil mencapai puncak Gunung Everest menyatakan bahwa pengalaman mencapai puncak Gunung Everest adalah pengalaman yang tak terlupakan dan memuaskan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Gunung Everest mengalami masalah kelebihan pendaki di puncaknya. Akibatnya, pemerintah Nepal mengambil tindakan untuk mengatur jumlah pendaki yang boleh naik ke puncak setiap tahun dan memberlakukan peraturan baru untuk pendaki.
Secara keseluruhan, Gunung Everest adalah gunung yang sangat indah dan menantang bagi para pendaki. Namun, pendakian di Gunung Everest juga sangat berbahaya dan memerlukan persiapan yang matang dan kondisi fisik yang baik. Pendaki yang ingin mencoba pendakian di Gunung Everest harus memperhatikan bahaya yang ada dan mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan pendakian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H