Panasnya Jakarta, menyengat di wajah,Menguras keringat, menyakitkan kulit,Mendidihkan aspal, membuat badan lelah,Menghangatkan udara, menyebabkan sesak.
Jalanan penuh, dengan kendaraan berdesak-desak,Pemandangan kota yang kian memenuhi,Asap yang mengepul, membuat penglihatan kabur,Menambah panas yang sudah cukup membuat kita cemas.
Namun di tengah panas yang menyengat,Ternyata masih ada yang tersenyum,Menikmati panas yang mendera,Menerima panas sebagai bagian dari hidup.
Panas Jakarta, menjadi bagian dari kita,Membentuk karakter kita, menjadi lebih kuat,Menyadari bahwa di tengah panas yang menyengat,Masih ada cahaya, masih ada harapan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI