Dalam lukisan berjudul "Penyerahan Diri Diponegoro", Nicolaas Pieneman (pelukis dan litografer asal Belanda Utara) menggambarkan peristiwa Diponegoro melalui konstruksi sosial yang dibangun atas superioritas Belanda. Pieneman mengilustrasikan Diponegoro dengan wajah yang lesu dan pasrah.
Sementara, Raden Saleh (pelukis dan pionir seni modern Indonesia), dalam lukisan berjudul "Penangkapan Diponegoro", menggambarkan Diponegoro dengan raut tegas dan menahan amarah atas pengkhianatan yang dilakukan pihak Belanda untuk mengakhiri perlawanan penduduk Jawa dalam Perang Jawa (1825-1830). Hal tersebut, Saleh lakukan sebagai bentuk rasa nasionalisme akan tanah kelahirannya di Jawa.
Konstruksi sosial menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, yang mana individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. (Burhan Bungin)
Perbedaan konstruksi sosial dan pemaknaan dalam dua lukisan tersebut wajar adanya, walaupun melukiskan satu peristiwa yang sama. Karena terdapat dua latar belakang dan dua sudut pandang berbeda dari dua pelukis berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H