NAGEKEO-  Pesisir pantai selatan Kabupaten Nagekeo, tepatnya di Kecamatan Mauponggo diterjang badai disertai gelombang laut besar dan tingginya curah hujan, sehingga mengakibatkan sejumlah bangunan lapak pasar Mauponggo roboh, senin, (01/2/2021).
Hal itu disampaikan Camat Mauponggo, Leonardus  Loda kepada wartawan media kompasianan.com ; Senin, (01/2/2021) malam. Â
Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui surat edaran resmi pertanggal 31 Januari 2021 tentang Peringatan Dini Banjir Pesisir (ROB) dengan nomor  : ME. 01.02/PDR/03/KTUG/.I -- 2021, dan berlaku sejak 31 Januari 2021 hingga 02 Februari 2021.
Dalam surat edaran tersebut, BMKG menghimbau kepada seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur lebih khusus yang bermukim di wilayah pesisir pantai untuk Waspada terhadap fenomena Banjir Pesisir (ROB) yang diprediksi terjadi tanggal 31 Januari hingga 02 Februari 2021.
Edaran BMKG ini menjadi sangat jelas melihat kondisi alam beberapa pekan terakhir ini, di mana intensitas curah hujannya sangat tinggi dan disertai angin kencang. Untuk itu bagi masyarakat supaya selalu meningkatkan kewaspadaan pada area atau wilayah yang diprediksi akan terjadi gejolak dan perubahan iklim tersebut, ungkap Camat Leonardus.
Hujan deras serta angin kencang yang melanda Mauponggo minggu sore, berlangsung selama 1 (satu) jam yakni dari pukul 17.00 -- 18.00 wita.
Bencana hujan badai ini hanya mengakibatkan korban harta benda yakni bangunan dan atap bangunan pasar Mauponggo yang rusak berat. Untungnya bahwa dalam bencana hujan badai tersebut, tidak ada korban jiwa, jelas Camat Leonardus.
Saat ini, kami dari pihak Kecamatan sedang melakukan pendataan terkait kerugian materil akibat dampak dari hujan badai yang melanda Mauponggo hari Minggu kemarin. Apabila data kerugiannya sudah lengkap, maka nantinya kami akan laporkan secara resmi kepada Bupati Nagekeo, papar Camat Leonardus.
Sebagai Pimpinan Wilayah di Kecamatan Mauponggo, saya menghimbau kepada seluruh masyarakat, untuk tetap berhati-hati dan selalu waspada menghadapi fenomena alam yang terus berubah -- ubah terhadap kemungkinan potensi bencana.
Azis, pemilik warung di pasar Mauponggo, mengatakan bahwa tempat jualannya pun ikut roboh ketika hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Mauponggo.
Anginnya kencang sekali, sehingga atap warung saya yang terbuat dari genteng pun roboh. Untung saja tidak ada anggota keluarga saya yang terluka. Bangunan yang paling banyak roboh  terdapat di dalam area bangunan pasar Los, ucapnya.