Pada hari Senin, 4 November 2024, Program Studi Ilmu Qur'an & Tafsir Universitas Darussalam Gontor mengadakan Studi Pengayaan Lapangan di Pusat Studi Qur'an dengan pembicara utama Prof. Dr. AG. K.H. Al-Habib Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A. Dalam kesempatan ini, Prof. Quraish Shihab membahas topik penting mengenai "Pengelolaan Perbedaan dalam Toleransi," yang memberikan wawasan bagi para mahasiswa tentang cara menyikapi keragaman dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Prof. Quraish membuka diskusi dengan menyampaikan bahwa perbedaan adalah kehendak Tuhan.Â
Menurutnya, Tuhan menciptakan kita berbeda-beda agar kita dapat saling melengkapi dan bekerja sama. Ia menekankan bahwa sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendirian, dan perbedaan seharusnya menjadi sarana untuk saling memahami dan memperkuat ikatan, bukan sumber konflik.
Menjelaskan lebih lanjut, Prof. Quraish menegaskan bahwa perbedaan memberikan kesempatan bagi manusia untuk saling mengenal dan belajar satu sama lain. Tuhan telah menciptakan perbedaan dengan tujuan tertentu, dan bila dikelola dengan baik, perbedaan ini akan memperkaya kehidupan kita, bukan malah menimbulkan permusuhan.
Dalam menanggapi pertanyaan mengenai apakah Tuhan menghendaki semua orang beragama Islam, Prof. Quraish menjawab bahwa tidak ada paksaan dalam agama, sesuai dengan prinsip dasar dalam Islam. Setiap individu bebas memilih keyakinannya, dan di situlah letak dasar dari toleransi. Toleransi berarti menghargai perbedaan pilihan tanpa memaksakan kehendak pada orang lain, dan ini adalah kunci untuk mencapai kehidupan yang damai.
Prof. Quraish juga menekankan bahwa toleransi tidak mengharuskan kita untuk sepakat dalam segala hal, tetapi justru mengajarkan kita untuk hidup berdampingan dengan damai. Ia mengutip prinsip, "Boleh jadi saya benar, boleh jadi Anda yang benar, tetapi setiap orang harus bertanggung jawab atas pilihannya sendiri." Pesan ini mengingatkan bahwa setiap orang memiliki pandangan yang mungkin berbeda, namun tetap harus saling menghormati dan menerima konsekuensi masing-masing.
Sebagai nasihat tambahan, beliau menyarankan agar kita menghindari diskusi yang berfokus pada keyakinan yang sudah pasti berbeda. Sebaiknya, diskusilah tentang hal-hal yang memiliki titik temu agar dialog tetap produktif dan menghindari konflik yang tidak perlu.
Menjawab pertanyaan tentang pandangan terhadap orang Barat yang berbeda keyakinan, Prof. Quraish menyampaikan bahwa kita seharusnya tidak menghakimi mereka terkait nasib akhirat mereka. Beliau menyarankan agar kita lebih berharap bahwa mereka mendapatkan hidayah dan memiliki kesempatan masuk surga. Harapan positif ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan fokus pada perbedaan.
Di akhir sesi, Prof. Quraish mengingatkan bahwa Tuhan yang Maha Baik tidak menuntut kita untuk mencapai puncak tertentu, melainkan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Setiap manusia diberi kesempatan untuk berusaha semaksimal mungkin sesuai batas kemampuannya, dan usaha tersebut akan dinilai sesuai dengan keikhlasan dan kesungguhan.