Mohon tunggu...
Muhamad Redho Al Faritzi
Muhamad Redho Al Faritzi Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Rangkai Kata, Lahirkan Makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Bukan Hanya di Sekolah Saja!

25 Januari 2023   20:52 Diperbarui: 26 Januari 2023   13:46 1800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pict by : pixabay.com

تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم

"Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu".

Tidak hanya itu, menurut Dr. Adian Husaini, tujuan dari pendidikan adalah menyelamatkan keluarga dari api neraka. Mengingat pendidikan bukan hanya di sekolah, sehingga mendidik bukanlah tugas guru saja, tetapi mendidik merupakan tugas orang tua juga di rumah. Tugas orang tua bukan hanya mencari uang yang kemudian dibayarkan untuk sekolah anaknya. Orang tua mempunyai tugas lebih dari itu dan harus mampu menanamkan keimanan, adab dan akhlak kepada anak-anaknya.

Inilah bahaya lain dari "sekolahisme" yang Dr. Adian Husaini jelaskan tadi. Dengan beranggapan pendidikan hanya di sekolah, maka orang tua cukup mencarikan, memasukan dan membiayai anaknya ke sekolah. Orang tua tidak sempat untuk mendidik, karena sibuk dan capek dengan pekerjaan, bahkan merasa tidak wajib untuk mendidik, karena menganggap bahwa kewajibannya hanyalah mencari nafkah saja.

Padahal, kewajiban utama mereka adalah mendidik anak-anaknya. Tugas itu terletak pada pundaknya, sehingga sangatlah benar bahwa orang tua adalah madrasatul ula, sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, menurut Dr. Adian Husaini orang tua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya; dan rumah adalah tempat belajar terbaik bagi anak-anaknya. Orang tua wajib belajar terus-menerus agar bisa menjadi guru yang baik, utamanya bagi anak-anaknya sendiri.  Bukan hanya belajar dan memahami ilmu-ilmu yang diperlukan, kemampuan mendidik juga akan tumbuh bersama praktik pendidikan langsung. (Lihat Adian Husani, Bahaya Lain dari "Sekolahisme", dalam artikel adianhusaini.id). 

Salah satu ulama yang membuktikan bahwa pendidikan bukan hanya di sekolah saja adalah Ustadz Aceng Zakaria. Salah satu ulama yang meninggal tahun kemarin, pada hari Senin, 21 November 2022. Beliau adalah ulama kelahiran kota garut yang merupakan ulama hebat, pimpinan pesantren, pendakwah dan penulis produktif.

Beliau tidak memiliki gelar pendidikan apa pun. Secara formal, beliau merupakan lulusan Mu'allimin (setingkat SMA) di Pesantren Persis Pajagalan Bandung. Sosok guru, KH E. Abdurrahman sangat penting dalam Pendidikan Ustadz Aceng Zakaria. Gurunya itu memiliki kepercayaan diri yang tinggi terhadap konsep pendidikannya. Ia melarang santrinya ikut Ujian Persamaan atau Kuliah di Perguruan Tinggi. Kyai Abdurrahman khawatir murid-muridnya nanti tidak mau menjadi mubaligh yang turun ke kampung-kampung mendakwahkan ajaran Islam.

Alhasil, Ustadz Aceng tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Karena setelah menyelesaikan pendidikannya di Mu'allimin, Ustadz Aceng Zakaria menuruti nasehat gurunya, untuk tetap di Bandung, dan menjadi guru di almamaternya itu. Tahun 1971, ia mulai dipercaya mengajar tingkat Ibtidaiyyah dan kemudian tingkat Tsanawiyah. Berikutnya, Ustadz Aceng juga mengajar di program Tamhidul Muballighin. Ustadz Aceng juga memiliki keahlian jual beli dan servis jam. (Lihat Dr. Adian Husaini, Mengenang K.H. Aceng Zakaria: Ulama Hebat Produk Pendidikan Lokal, Kualitas Internasional, dalam postingannya di Facebook).

Meskipun Ustadz Aceng tidak merasakan belajar di perguruan tinggi, namun dengan ilmunya yang tinggi, beliau mampu mendirikan perguruan tinggi di Garut, yaitu STAIPI (Sekolah Tinggi Agama Islam Persis ) Garut. Beliau pun tidak pernah mengenyam pendidikan formal dii Timur Tengah, namun kemampuan Bahasa Arabnya sangatlah mumpuni. Beliau buktikan dengan lahirnya buku-buku berbahasa Arab. Dari 103 buku yang ia tulis, ada 33 buku yang beliau tulis dengan Bahasa Arab. Beberapa di antaranya : al-Hidayah fi Masaaili Fiqhiyyah al-Muta’aridhah, al-Muyassar fi Ilmi al-Nahwi, dan al-Kaafi fi Ilmi al-Sharfi.

Maka sangatlah tepat, jika Dr. Adian Husaini memberi judul tulisannya dengan; KH. Aceng Zakaria : Ulama Hebat Produk Pendidikan Lokal, Kualitas Internasional. Menurutnya pun, dengan membaca informasi tentang proses pendidikan ideal yang dijalani Ustadz Aceng Zakaria dapat memberikan model ideal dalam pendidikan, yaitu "TOP" (Tanamkan adab sebelum ilmu; Oetamakan Ilmu-ilmu fardhu 'ain; dan Pilih Ilmu fardhu kifayah yang tepat).

Oleh karena itu, pendidikan bukan hanya di sekolah saja. Banyak sekali ulama hebat yang lahir dengan tanpa latar pendidikan yang formal. Bahkan di masa Nabi Muhammad saw pun sekolah tidak ada. Maka pertanyaannya, apakah karena di masa nabi tidak ada sekolah membuat nabi tidak berpendidikan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun