Mohon tunggu...
Muhamad Redho Al Faritzi
Muhamad Redho Al Faritzi Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Rangkai Kata, Lahirkan Makna

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Sehat

Menyambut Kemerdekaan Perspektif Islam

29 Juni 2022   21:15 Diperbarui: 30 Juni 2022   09:20 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat (QS. an-Nashr [110] : 1-3).

            17 Agustus 1945, adalah hari merdekanya Negara Indonesia. Merdekanya dari para penjajah yang menjajah Indonesia bertahun-tahun lamanya. Kemerdekaan dan kemenangan tiada lain adalah berkat pertolongan dari Allah swt. namun, puncak masalahnya adalah cara menyambut dan merayakannya. Ketika tiba 17 Agustus ditelinga bangsa Indonesia, maka tiada lain dalam pikirannya yang muncul adalah "pesta-pesta" "Hura-Hura" bahkan "Perjudian" pun tidak aneh ada didalamnya.

Kita sudah sepatutnya merenung, kemerdekaan itu datangnya dari Allah, maka tidak ada yang diwujudkan kecuali bersyukur pada pemberi kemerdekaan itu. Sebagaimana dijelaskan dalam surat an-Nashr diatas, bahwa ketika datang kemenangan atau kemerdekaan itu kita diperintah untuk bertasbih, bertahmid, dan ber-istighfar. Ini merupakan ajaran dari Allah swt. bagaimana caranya untuk mewujudkan rasa syukur kepada-Nya, yaitu dengan berdzikir; mengingat Allah dengan bertasbih, bertahmid (memuji-Nya), dan ber-istighfar (meminta ampun kepada-Nya).

Dalam Kitab Tafsir ibn Katsir surat an-Nashr, diceritakan bahwa Nabi saw. ketika berhasil menaklukan kota Makkah, beliau shalat delapan raka'at. Ada Ulama yang menyebutkan bahwa shalat itu adalah shalat dhuha, Karena dilaksanakan pada waktu dhuha, ada pula Ulama yang menyebutkan bahwa itu adalah shalat al-Fath, juga ada yang menyebutkan bahwa itu adalah shalat syukur [Bahrun Abu Bakar, Terjemah Tafsir Ibn Katsir Juz 30, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2005), hal.631]. Maka hemat penulis, Shalat apapun itu, intinya amal shalat itu adalah rasa syukur Nabi saw. kepada Allah swt. atas kemenangan yang beliau dapatkan, dan ini juga adalah sebuah pengajaran dari Nabi saw. ketika mendapatkan kemenangan, kemerdekaan dan pertolongan itu dianjurkan untuk bersyukur, baik itu shalat ataupun berdzikir kepada Allah swt.

Maka disimpulkan, ajaran dari al-Qur'an dan Sunnah ketika mendapatkan kemenangan dan kemerdekaan itu adalah bersyukur. Jika dalam al-Qur'an cara mewujudkannya adalah dengan bertasbih, bertahmid dan ber-istighfar. Jika dalam Sunnah cara mewujudkannya adalah dengan Shalat 2-8 rakaat. 

Maka jelas haramnya jika perayaan itu diisi dengan pesta, hura-hura dan semacamnya. Namun jika didalamnya hanya perlombaan anak-anak seperti biasanya, dan bertujuan untuk mengingat, menghargai dan agar merasakan usaha para pejuang dahulu yang susah payah untuk Indonesia merdeka, hemat penulis boleh-boleh saja, selagi tidak ada sesuatu yang dilarang oleh agama didalamnya. Dan mengingatkan kepada anak-anak untuk tidak lupa bersyukur atas kemerdekaan ini.

Semoga Negara indonesia tidak seperti kaum Saba, yang hancur karena tak bersyukur, sehingga Allah binasakan mereka. 

"Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka (kufur nikmat). Dan Kami tidak menjatuhkan adzab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir."(QS. Saba` [34] : 15-17) 

Dan ingatlah firman Allah swt. yang satu ini, agar kita senantiasa untuk terus bersyukur :

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih"(QS. Ibrahim [14] : 7) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Sehat Selengkapnya
Lihat Indonesia Sehat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun