Mohon tunggu...
Muhalim Djamaluddin
Muhalim Djamaluddin Mohon Tunggu... -

A man with big lips but mesmerizing ;)

Selanjutnya

Tutup

Humor

Hirarki Kebutuhan dan Paham Ubaisme

7 Oktober 2012   12:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:07 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"logika gak jalan kalau gak ada logistik" Kalimat diatas sering dipinjam orang-orang ketika sudah merasa lapar, tiap meeting, diskusi atau apapun yang sejenisnya masih terus berlangsung. Ada lagi yang mirip-mirip: "you are not you when you are hungry." Artinya, kamu itu bukan kamu yang sesungguhnya kalau lagi lapar. Dan kedua pertanyaan diatas sangat make sense kan? Selidik demi selidik, ternyata ungkapan-ungkapan tersebuat punya pedagogical reason (ce i lah, bahasanyooo..). Jadi ternyata ada alasan-alasan yang sudah dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Nah, sebelum kita bahas lebih lanjut, mari kita lihat diagram dibawah ini (sudah benar-benar kuliah ini): Picture was taken from Wikipedia Jadi diatas itu adalah Maslow's Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan Maslow). Jadi Maslow berpendapat kalau manusia pada dasarnya memiliki 5 level kebutuhan yang harus dipenuhi, yaitu physiological, safety, love/belonging, esteem dan self-actualization. Physiological itu berhubungan dengan kebutuhan fisik. Makanan kita, nafas, air, udara, dan seterusnya adalah kebutuhan yang paling mendasar sekali. Kita tidak akan bisa ke level safety kalau yang paling bawah saja belum dipenuhi. Begitu seterusnya sampai ke piramida puncak, yaitu aktualisasi diri. Jadi ungkapan saya lapar karena itu saya tidak bisa berpikir, sebenarnya berdasarkan konsep ini. Pemenuhan ubaisme juga sebenarnya tidak jauh dari konsep hirarki kebutuhan (HK) ini. Paham ubaisme berpendapat bahwa kebutuhan mendasar harus dipenuhi sebelum beralih ke level selanjutnya. Cuma, paham ubaisme mencoba memberikan jalan yang cerdas untuk mendapatkannya. Ubaisme berpendapat, amat tidak masuk akal kalau kalau anda seorang yang melarat, mencoba memenuhi kebutuhannya melalui orang yang melarat juga. Alih-alih bergantung pada orang ini, sebaiknya anda menggandengnya, menggenggam tangannya erat, dan mencoba mencari pertolongan dari orang-orang yang berada dilevel atas. Ubaisme sangat menyarankan anda, siapapun itu, untuk banyak-banyak bergaul dengan orang yang sudah sampai pada tahap aktualisasi diri. Pada tahap aktualisasi diri, berbeda dengan empat level dibawahnya, Di tahap ini seseorang semakin mengaktualisasikan dirinya maka semakin tidak puaslah ia. Sebagai contoh orang yang dermawan nan hartawan (kalau anda mau dekati, bilang juga kalau ia rupawan). Biasanya orang-orang seperti ini semakin bersedekah, maka semakin tidak puaslah ia karena dorongan yang kuat untuk terus bersedekah. Nah! Eureka! Disinilah poin saya. Orang pada level puncak sudah tidak memikirkan uang lagi karena kebutuhannya semua sudah terpenuhi. Jika air sudah melimpah, dan kontainernya sudah penuh, ujung-ujungnya airnya akan tumpah kebawah kan? Mengerti metafor saya? kalau tidak mengerti, coba buka SMP anda. Tapi hal tersebut bukan berarti lantas membuat anda tidak bergaul lagi dengan level empat di bawah. Ingat konsep dunia ini berputar. Jadi gak selamanya yang berada di level bawah akan selalu terus berada disitu. Kalau orang itu berusaha sungguh-sungguh, pasti suatu saat akan berada di puncak juga. Kita tidak boleh pilih-pilih karena silaturahmi harus dijalin di semua level. Tapi (tetap) banyak-banyaklah bergaul dengan orang yang sudah sukses supaya suksesnya ketularan. Otomatis, proses ubas terjadi. Konsep ini juga bisa anda taktisi. Kalau anda ditengah jalan pada waktu makan, uang pas-pasan, cobalah cari kantor atau tempat-tempat dimana diadakan meeting, diskusi atau rapat, lebih bagus lagi dalam massa yang banyak. Pura-puralah ikut terlibat dalam percakapan dan perkirakanlah kapan anda bisa melontarkan kalimat ini: "mas/bos/pak ketua, sudah lapar nih. Ide kami gak bisa berpikir deras kalau gak ada makanan." Si pemimpin diskusi pasti heran melihat anda yang tampaknya asing (padahal memang). Tapi anda harus pasang muka yang sangat meyakinkan. Yakinkanlah kalau anda bagian dari kelompok itu. Lagipula mereka pasti tidak akan menyelidiki anda secara mendalam karena sedang ditengah-tengah kesibukan. Kalau anda sudah kenyang, anda bisa melanjutkan perjalanan dengan senang hati dan tak perlu malu. Toh mereka juga gak kenal siapa anda kalau anda ketahuan cuma numpang makan. Karena itu, siapkan kostum yang cukup, supaya penampilan anda sesuai dengan occasion. Anda juga bisa menerapkan taktik ini untuk menyusup di tengah-tengah pesta pernikahan, acara-acara kampus, sunatan, selamatan, maulid dan seterusnya. Ingat! ini untuk memenuhi kebutuhan dasar anda: makanan dan minuman. Jika anda tidak memenuhinya, maka tentu saja anda tidak bisa melakukan aktifitas yang lain.Lagi-lagi saya harus mengingatkan kostum anda, sesuaikan. Bawalah kostum yang cukup supaya bisa matching dengan bebrbagai acara. Demikian dulu pembahasan kita tentang paham ubaisme dan kaitannya dengan Hirarki Kebutuhan. Paham ubaisme secara singkat, bisa dikatakan sebagai alat untuk menuju ke hirarki yang paling puncak. Selamat mencoba, semoga bermanfaat dan dadahhhh.... Fb: Muhalim Dijes - @memetolicious - memetolicious.blogspot.com - ubaslifestyle.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun