Mohon tunggu...
muh alhusaini19
muh alhusaini19 Mohon Tunggu... Lainnya - publikasi

Menulislah jika itu bisa membuat segalanya reda~

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Rela Dipukul Demi Ayang?

3 Februari 2022   10:56 Diperbarui: 3 Februari 2022   10:59 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Normalisasi kekerasan/ kekerasan seksual menjadi salah satu sumber utama penghambat penurunan atau bahkan menihilkan fenomena mengerikan ini.
kekerasan seksual terus berlangsung karena nilai-nilai yang menempatkan perempuan sebagai objek sudah tertanam dan masuk ke dalam struktur di masyarakat. Hal ini menjadi tradisi yang membuat kekerasan seksual seolah-olah dianggap normal dan tak perlu dipersoalkan.

Celakanya, penormalisasian ini kerap kali dilakukan justru oleh pihak-pihak yang semestinya menjadi "Suport system" bagi para penyintas, aparatur penegak hukum, keluarga sekitar, bahkan dalam hal ini seorang yang katanya tokoh agama yang juga perempuan. ajaib.  Sesuatu yang sakral seperti agama, dibawa-bawa hanya untuk memvalidasi bahwa laki-laki boleh melakukan kekerasan/ kekerasan seksual terhadap istri dan seakan-akan isteri harus menutup kekerasan ini sebagai aib suami (bayangkan hei, kekerasan adalah aib, hhasbcshabcsbch shit !),  tiba-tiba saya membayangkan apakah Nabi juga melakukan hal yang sama pada istrinya, jika ini adalah ajaran agama?
(yok kita punya waktu 1 menit untuk mereflesikannya).


Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan secara turun-temurun di terima seperti ini tanpa ada pikiran alternatif untuk membangkang, untuk menghapus normalisasi kekerasan/ kekerasan  seksual di masyarakat, kontribusi dari setiap individu sangatlah penting. Kontribusi ini bisa dilakukan mulai dari hal-hal kecil, seperti mencari lingkaran sosial yang positif dan supportif, maupun membagikan konten-konten edukasi terkait kekerasan seksual. karena sejatinya tidak ada kontribusi yang tidak signifikan. Kontribusi sekecil apapun akan membawa dampak.


semua orang bisa bergerak untuk membantu korban, membantu menghapus normalisasi kekerasan/ kekerasan  seksual dalam kultur patriarki, karena jelas PATRIARKI tidak hanya mencengkram perempuan akan tetapi juga terus membius laki-laki dalam lamunan manusia yang superior, jelas mereka perlu diselamatkan.


Menghapus kekerasan/ Kekerasan seksual tak bisa hanya berfokus pada pihak perempuan yang menjadi korban. Laki-laki pun perlu diajak berefleksi tentang maskulinitasnya, sebab laki-laki mempelajari seksualitasnya dengan cara yang jauh berbeda dengan perempuan, jadi sebaiknya sangat perlu diskusikan tentang maskulinitas ini. semua pihak juga perlu bicara soal gender serta belajar tentang seksualitas dan maskulinitas.


Kita perlu memberikan ruang pada laki-laki untuk berefleksi, sehingga nanti para laki-laki juga akan menjadi pihak yang mendukung penghapusan kekerasan/ Kekerasan Seksual kepada semua, dan bukan tidak mungkin laki-laki juga bisa memiliki pengalaman menjadi korban kekerasan seksual walaupun cenderung lebih sering ditutup-tutupi karena nilai maskulinitas yang mereka anut. dan itu pemahaman yang sangat keliru,
karena kekerasan atau kekerasan seksual bukan tentang permasalahan laki-laki atau perempuan. tapi tentang KEMANUSIAAN.
Untuk mbak ustadzahnya saya ingin mengutip yang pernah di uatrakan oleh Ali bin Abi Thalib
 "Wanita itu sama seperti bunga. Mereka harus diperlakukan dengan lembut, baik, dan penuh kasih sayang"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun