Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Panggung Kehidupan

22 September 2024   21:54 Diperbarui: 22 September 2024   21:56 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kipas-kipas "panas" seakan menguasai jagat raya
Membakar jiwa manusia yang berada di luar kesadaran
Membungkus hati yang menjadikan hidup dalam penjara
Keinginan adalah tuhannya

Kipas-kipas "panas" menjelma menjadi irama kehidupan
Melupakan kodrat diri sebagai manusia
Peperangan dan pertumpahan darah menjadi hal yang biasa
Hasrat kuasa dan berkuasa adalah keinginannya

Kipas-kipas "panas" mengaburkan skenario kehidupan
Bahkan banyak diri kita yang mungkin tak mengenalnya
Hidup hanya sekedar hidup saja
Jabatan dan kekayaan adalah tujuannya

Ooo... Betapa rugi diri ini
Jika hidup dalam kondisi seperti ini
Yang telah melupakan kodrat sejati
Sebagai makhluk yang diciptakan dalam derajat tertinggi

Ingatlah diri kita ini
Bangunlah kesadaran hidup
Masih ada waktu untuk memperbaiki
Selama jiwa masih bersatu dalam diri

Ketauhilah sekarang ini mungkin hidup diri kita bagaikan si buruk rupa
Yang telah membakar wajah yang istimewa
Dan tidak bisa dibedakan antara topeng dan rupa aslinya
Akibat dari kipas-kipas "panas" yang ada di dalam dada

Kipas-kipas "panas" akan tetap ada
Selama diri tidak mau belajar
Agar dapat mencapai kesadaran
Untuk menjadi manusia yang sempurna.

Magelang, 23/9/2024
KAS


Serial puisi Panggung Kehidupan yang hanya sekedar pesan diri untuk selalu "membaca" kondisi yang seharusnya dijalani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun