Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketulusan Cinta

10 Februari 2022   19:23 Diperbarui: 10 Februari 2022   19:41 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketulusan Cinta

Tak pernah bisa diri bayangkan
Andaikan memiliki ketulusan cinta yang sesungguhnya
Kedamaian alam semesta dan dunia pasti akan terasa
Tangisan dan ratapan manusia tidak akan terdengar

Tak pernah bisa diri gambarkan
Andaikan memahami ketulusan cinta yang sesungguhnya
Kecongkaan diri sebagai manusia
Tidak akan pernah tersirat dalam untaian bait sejarah yang merah

Namun apa yang terjadi
Pemahaman dan ketulusan cinta tak pernah bertali
Menjadi pengetahuan yang tertanam dalam sanubari
Yang dapat menjadikan bahan bakar dalam kehidupan sehari-hari

Ketulusan Cinta hanyalah sekedar visi
Tak pernah ada usaha untuk mencari makna yang sejati
Hanya sekedar untuk strategi dan topeng kehidupan diri
Agar diri dikatakan sebagai pejuang yang hakiki

Cinta hanyalah alat dan sarana
Agar diri mencapai mimpi dan angan belaka
Yang sekedar memuaskan ego diri manusia
Akibat dari penjara hasrat dan kehendak berkuasa

Ooo.. Apakah ini makna ketulusan cinta yang ada
Cinta hanyalah pemahaman yang tak tergoyahkan
Cinta hanyalah sekedar naluri untuk memuaskan manusia
Jauh dari jalan makna yang sebenarnya

Jadilah diri hanya sebagai pejuang cinta
Yang hanya memperjuangkan cinta yang palsu
Untuk kesenangan yang sesaat
Memuaskan hasrat dan kuasa dari diri yang terpenjara

Ketahuilah....
Cinta bukan hanya sebatas hembusan nafas
Cinta bukan hanya sekedar hiasan dalam kehidupan
Karena cinta adalah perjuangan dan bekal perjalanan pulang

Ketahuilah...
Cinta adalah baju yang tidak pernah lusuh dan hina
Cinta adalah aroma semerbak yang memancar
Menjadikan pengusir kesengsaraan dan kehampaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun