Hidup adalah sebuah perjalanan diri
Laksana kisah para musafir
Yang ditinggal ditengah gurun pasir
Tanpa bekal yang nampak untuk bekal diri
Hidup adalah sebuah panggung sandiwara
Lakon apa yang harus kita bawa
Yang harusnya hanya sekejap karena hanya sebuah episoda
Ternyata diri tak bisa lepas dan menumpuk dalam kehidupan akibat dari peran yang kita bawakan
Itulah beban diri...
Beban yang menciptakan kondisi
Beban yang menghalusinasi jalan yang harus dilalui
Menjadikan diri sebagai manusia yang penuh lupa dan lalai
Mencari bekal adalah tugas sejati
Namun terdesak dengan beban yang menghampiri
Yang telah membuang banyak energi
Dan menghabiskan waktu agar dapat lepas dari kondisi
Ooiii... Mengapa diri seperti ini
Mengapa diri terjebak dalam kondisi
Mengapa diri tak bisa berlari
Agar dapat lepas dari kondisi dan menembus batas untuk menemukan diri sejati
Fatamorgana kehidupan telah menutup hati
Terlena oleh panggung pertunjukan diri
Riuh tepuk tangan dan pujian dari penonton yang kita cari
Namun semua itu hanya sekedar memuaskan ambisiÂ
Fatamorgana kehidupan telah menjerat
Asyik dengan angan dan mimpi manusia
Menjerat akal dan pikiran
Untuk mencari nilai pembenaran dan kepuasan yang tak pernah bersua
Fatamorgana kehidupan telah menghilangkan rasa
Hanya bau tak sedap yang terasa
Yang terlintas tinggalah gambaran angan dan warna
Bagaikan diri terjebak dalam perang, aib dan hinaan
O... para pecinta... para pecinta
Diri kita sudah hanyut dalam pusaran air bah
Adakah yang tahu cara untuk keluar atau berenang
Agar diri lepas dari bahaya salah jalan
Duhai jiwa yang ada di tubuh ini
Diriku ingin bertemu dan bersatu denganmu
Namun diri tak mampu untuk melangkahkan kaki
Karena jerat-jerat kehidupan dunia yang semu