Seribu dateline diri paku dan benamkan dalam kepala
Mengejar batas atas tugas yang menjadi beban
Kesibukan menghiasi hari hari ke depan
Mungkin hanya mengejar ambisi atau sesuap makanan
Seribu dateline bagaikan penjara
Kepedihan dan kesengsaraan bukanlah bagian dari pengujian
Hanya sekedar kesibukan untuk menambah beban
Karena pemahaman yang keliru atas kehidupan
Bukan diri mencari alasan
Bukan diri mencari pembenaran
Atas semua dateline yang membelenggu kehidupan
Namun semua ini hanya mencari alur kebenaranÂ
Seribu dateline di alami diri manusia
Yang dikatakan sebagai aktivitas untuk memenuhi kehidupan
Bagaikan air yang terkungkung dalam kubangan
Menjadikan diri semakin keruh... bau... dan berubah warna
Mungkin itu yang diri alami selama ini
Tertipu dengan pencapaian nilai diri
Yang hanya untuk ambisi atas ego diri
Karena diri tak pernah memahami
Apakah hidup akan seperti ini selamanya
Hakekat dateline sudah menanti
Namun diri tak pernah menyadari
Karena tertipu dengan kebahagian ilusi
Apakah ini yang kita bawa untuk pulang
Pintu dateline sudah semakin terbuka
Menunggu diri yang tak pernah sadar
Mautlah dateline yang sesungguhnya
Bekal apa yang akan kita bawa
Bekal apa yang akan kita berikan kepada Sang Pencipta
Bekal apa yang akan kita tinggalkan
Karena selama ini kehidupan diri hanya untuk materi dan ambisi manusia
Dengarkanlah diriku, Â tengoklah pintumu
Sudah dekat dengan kehidupan diri kita
Jiwa tak kuasa menjelaskan
Jika diri tak lepas dari dateline
Bagaikan orang mabuk yang tak bawa bekal
Karena kesibukan yang membuat diri tak seimbang