Kata ilmu adalah sebuah hal yang sudah sering kita dengar di telinga setiap diri manusia. Â Menurut wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu) ilmu bukanlah sekedar pengetahuan tetapi merangkum pengetahuan-pengetahuan yang didasarkan atas teori-teori yang sistematik yang dapat diuji dengan seperangkat metode yang diakui. Â Jadi ilmu terbentuk karena manusia mau berpikir dan berusaha mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya untuk bekal dalam kehidupan di dunia ini.
Tak luput dalam majelis pengajaran dibahas dengan pemahaman terbatas menurut guru dengan beberapa muridnya tentang pemahaman ilmu. Â Seperti biasa sebelum diskusi antara si guru dengan si murid dilakukan terdapat pengantar sederhana dari sang guru dalam bentuk syair.
Ilmu itu ibarat jalan yang ingin ditempuh
banyak diri manusia yang berusaha mencari menemukan
Dan ternyata usaha mereka menemukannya dengan pembenaran yang tak pasti
Namun banyak diri yang langsung percaya dengan itu
oo diri tidak sadar semua itu
Terbiasa dengan sesuatu yang sudah di depan mata
Tanpa ada upaya untuk mencari pembuktian
Apakah benar itu ilmu yang baik atau bukan
Ilmu yang tidak baik diri temui
Maka jalan yang berliku diri lalui Â
Kepedihan serta kesesatan akan mendampingi
Dan keseimbangan pun akan hilang dalam kehidupan diri
Oooii rusaklah diri
Rusaklah alam semesta ini
Karena hasrat dan kuasa diri untuk menikmati
Akibat ilmu yang di cari adalah pengetahuan untuk memuaskan ego diri
Sang Pencipta sudah memberikan buku
Yang harus di baca dan dipelajari
Karena dengan bekal itu akan menunjukkan peta sejati
Yang merupakan sarana untuk menemukan jalan lurus
Jalan lurus itulah yang harus dilalui
Tanpa harus melewati  jalan yang berliku
Yang pasti akan menyesatkan diri dalam kehidupan
Untuk menemukan bekal menghadap Sang Pencipta
Ketika jalan lurus diri temui dan kebahagian serta bekal akan menemani
Keseimbangan akan selalu terjaga
Diri manusia akan hidup dalam kebahagian
Karena pengetahuan yang ada tentang ketundukan diri
(KAS, 12/11/2021, Ilmu)
Setelah membacakan syair tersebut sang guru kemudian duduk dan meminum minuman yang ada disampingnya. Â Majelis itu terdiam sebentar karena menunggu kata-kata lanjutan dari sang guru, namun sang guru malah asyik mainan hapenya sambil ketawa. Â Dan sejenak waktu disadarkan bahwa dirinya berada di depan murid-murid yang menunggu "dawuh atau nasehat"nya lagi.Â