Mohon tunggu...
Muh Akbar Idris
Muh Akbar Idris Mohon Tunggu... Dosen - Pelajar

Its me, hello there

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Manfaat Teknologi dan Data Sains untuk Menjaga Kedaulatan Indonesia di Laut China Selatan

26 Mei 2024   19:50 Diperbarui: 26 Mei 2024   20:24 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Laut China Selatan merupakan wilayah strategis yang kerap menjadi pusat perhatian karena potensi konflik antar negara, termasuk ancaman terhadap kedaulatan Indonesia. Penggunaan teknologi data sains dan aplikasi berbasis satelit dapat menjadi solusi inovatif dalam menghadapi ancaman ini.

Ancaman di Laut China Selatan

Laut China Selatan adalah salah satu wilayah dengan aktivitas maritim paling intens di dunia, termasuk perikanan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU fishing). Kapal-kapal ini sering kali mematikan sistem Automatic Identification System (AIS) mereka untuk menghindari deteksi, membuat upaya pengawasan dan penegakan hukum menjadi sangat menantang.

Pendekatan Data Sains dan Teknologi

Pendekatan Data Sains dalam Pertahanan Maritim

Data sains memungkinkan analisis mendalam terhadap data spasial dan temporal yang dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk satelit. Dalam konteks pertahanan maritim, analisis ini dapat membantu memetakan pergerakan kapal secara real-time, mendeteksi pola-pola yang mencurigakan, dan memberikan peringatan dini terhadap potensi pelanggaran. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin, kita dapat mengidentifikasi kapal ilegal berdasarkan karakteristik pergerakannya, seperti kecepatan, rute, dan perilaku berlabuh.

Penggunaan Data Satelit

Pemantauan menggunakan data satelit merupakan salah satu metode paling efektif dalam mendeteksi aktivitas kapal yang tidak terdeteksi oleh sistem AIS. Satelit seperti Sentinel-1 dari European Space Agency (ESA) menggunakan Synthetic Aperture Radar (SAR) untuk menangkap gambar permukaan laut tanpa terpengaruh oleh kondisi cuaca atau waktu. Data ini kemudian diolah menggunakan algoritma machine learning untuk mengidentifikasi kapal yang beroperasi secara ilegal.

Algoritma Machine Learning

Algoritma machine learning dapat menganalisis data dari jutaan gigabyte gambar satelit untuk menemukan pola-pola yang menunjukkan aktivitas kapal ilegal. Proyek seperti xView3 yang dikembangkan oleh Defense Innovation Unit (DIU) dan Global Fishing Watch menunjukkan bagaimana algoritma ini dapat mendeteksi kapal yang tidak mengaktifkan AIS mereka, memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang kegiatan ilegal di laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun