Jayapura - Beberapahari ini sedang ramai beredar baik di sosial media dan pembicaraan masyarakat terkait pemberitaan surat pernyataan oleh PGGJ ( Persekutuan Gereja Gereja Jayawijaya ) yang berisi beberapa poin tuntutan yang apabila kita cermati secara seksama, berisi tentang provokasi yang mengarah pada unsur SARA yang dapat mengakibatkan pergesaekan dan perpecahan diantara pemeluk agama khususnya di wilayah Wamena dan sekitarnya.
 Surat pernyataan tersebut dikabarkan sempat dibacakan oleh Pdt Abraham Ungirwalu, S.Th selaku ketua umum PGGJ Jayawijaya di tengah-tengah Rapat Koordinasi yang dihadiri oleh Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan Pemda Jayawijaya beberapa saat lalu ( Sumber disini ).
Hal tersebut sontak menimbulkan pertanyaan besar bagi semua pihak khususnya Masyarakat penganut agama di wilayah Walesi-Wamena, pasalnya di daerah tersebut merupakan lingkungan yang terdiri dari dua kubu keyakinan yaitu Kaum Muslim dan Nasrani yang sejak lama hidup berdampingan dan saling menghargai satu sama lain. Jelas dengan adanya isu tersebut masing-masing pemuka agama di distrik Walesi mengadakan pertemuan untuk mencari fakta dan kebenaran terkait surat pernyataan tersebut.
Berkaitan dengan surat pernyataan sikap PGGJ tersebut, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menjelaskan bahwa "pemberitaan pelarangan pembangunan Mesjid Baiturrahman Wamena, itu hanya isu semata". hal ini disampaikan Waterpauw usai menggelar pertemuan bersama Kapolda Papua, Pangdam XVII/Cen, FKUB dan Pemda Jayawiaya yang bertempat di Mapolda Papua Selasa, (01/03) Kemarin.
Kapolda juga menjelaskan bahwa Isu tersebut sengaja dihembuskan oleh pihak tertentu yang hanya ingin memecah dan merusak kerukunan antar umat beragama setempat yang sudah puluhan tahun terjalin. "Ada yang mencoba mengusik kerukunan umat beragama di Wamena, dengan terus mengembangkan isu penolakan pembangunan mesjid Baiturrahman, padahal penolakan itu sama sekali tidak benar, yang ada hanya salah paham" Ujarnya.
Sementara itu dijelaskan pula ada bukti bahwa pihak tersebut sebelumnya juga sempat menyebarkan SMS gelap berantai yang berisikan provokasi dan adu domba, namun syukur masyarakat Wamena tidak terpancing, bahkan terus meningkatkan komunikasi dan toleransi guna mencari solusi bersama" Imbuhnya.
Dikutip dari kabar harian "Bintang Papua" bahwa Umat beragama di Wamena sepakat akan terus menjalin komunikasi, bila ada masalah dikemudian hari. "Semua Pihak sepakat, damai harus dipelihara terus" Bupati Jayawijaya akan membahas tentang surat tersebut dan akan menjawabnya Kamis, 3 Maret besok.
Sekretaris FKUB Jayawijaya Alex Mauri mengatakan semua pihak sudah sepakat untuk terus menjaga kerukunan umat beragama di Papua, "Semua pihak yang tergabung dalam FKUB sepakat memelihara toleransi umat beragama, jadi ini akan terus dijaga oleh warga Jayawijaya"Â kedepan diharapkan tidak ada lagi kesalah pahaman, kita ciptakan Papua Tanah Damai, Tegasnya.
Senada dengan Alex, Ketua Cabang NU Kota Jayapura Kahar Yelipele juga menghimbau kepada semua pihak khususnya Umat muslim di Papua untuk tidak gampang terpancing dan terprovokasi oleh isu-isu seperti ini. "Mari kita bangun komunikasi yang baik untuk menghindari hal semacam ini," Singkatnya. *MT/Papua_http
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H