Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Laa ilaaha Illa (a)llah..
Adzan berkumandang. Sudah waktunya seorang muslim menjawab panggilan yang menjadi spirit Khulafaaur Rasyidin dalam setiap harinya, layaknya baterai yang dicharge terus menerus.
Masjid oh masjid. Membuat seluruh umat non-muslim terkejut terheran-heran sebab belum pernah ke sana, hehe. Tempat yang menyenangkan kata pemuda hijrah, cie hehe. Bagiku, masjid tempat ternyaman untuk sebuah inspirasi dan motivasi spiritual ataupun menikmati kesendirian. Masjid tak ada duanya.Â
Opini bahwa masjid telah ditinggalkan umat muslim yang bertebaran di mall adalah anggapan yang sedikit benar tapi terdapat celah. Mall tutup pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, sedangkan masjid beroprasi terus menerus tanpa henti.Â
Hujan, badai, petir sama sekali tidak mengganggu aktivitas operasional masjid. Bahkan sebuah gempa bumipun tidak menghentikan ibadah salat yang pernah terekam dan booming di sosial media dan acara televisi.
Terlepas dari itu, alhamdulillah kita bisa melihat perkembangan yang cukup signifikan. Di mana masjid mulai menjadi kebutuhan umat milenial. Masjid sudah diarahkan menjadi pusat kegiatan generasi muda dengan ditandai oleh hidupnya kajian-kajian rutin di tiap masjid yang sempat redup dan hilang di beberapa titik di Sulawesi Selatan.Â
Mengimbangi trend itu, pihak masjid tentunya berjasa besar dan memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa fasilitas masjid tersedia dan layak digunakan untuk kegiatan-kegiatan keagamaan. Rapat-rapat pengurus masjid mulai membuahkan beberapa inovasi yang cukup keren.Â
Pelebaran area masjid, perbaikan audio, pemasangan air conditioner, bahkan sampai wifi masjid yang masih menjadi perbincangan. Semuanya adalah bentuk kemajuan buah dari kerjasama dan kesatuan persepsi pengurus-pengurus masjid. Tugas memakmurkan masjid sudah hampir dilaksanakan dengan mantap.
Begitu menariknya masjid, sepertinya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab juga tertarik untuk melihat masjid sebagai tempat beraksi. Alhasil, belasan pasang sandal hilang pada salat Jumat. Begitu pula tas yang berisikan laptop serta barang penting lainnya terkadang raib dalam genggaman pemanfaat situasi.Â
Sudah menjadi rahasia umum bahwa masjid terkadang menjadi tempat mengupgrade sandal agar tersedia dalam versi terbaru. Tak hanya sampai di situ, motor yang menjadi kendaraan seorang hamba yang sedang meminta rezeki di dalam masjid, justru direbut rezekinya dan dipersulit lagi oleh sindikat pencuri motor.
Melihat situasi seperti itu, hadirlah gagasan untuk lebih meningkatkan sistem keamanan masjid. Berbagai cara dilakukan seperti memasang kamera pengawas, menempatkan penjaga parkir dan mempekerjakan penjaga sandal. Harus diakui, penjaga parkir dan sandal sangat efektif dalam perannya sehingga masyarakat dapat lebih khusyuk dalam beribadah.