Menjadi Calon Guru Penggerak sungguh merupakan sebuah tantangan karena penuh dengan perjuangan merubah kebiasaan saya yang biasanya santai menjadi disiplin dengan tuntutan banyak tugas dengan deadline mepet. mau tidak mau, suka tidak suka kita harus disiplin mengerjakan dan mengupload tugas sebagai target prasyarat untuk bisa lanjut di tahap atau alur selanjutnya di LMS ( Learning manajemen Sistem ) pendidikan Guru Penggerak. Hal inilah yang menjadi salah satu nilai positif mengikuti pendidikan guru penggerak menurut saya.Â
Pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan tentang Koneksi antar Materi Modul 2.3 : Coaching Untuk Supervisi Akademik. Namun sebelumnya, untuk lebih memahami tentang Topik Coaching dan Supervisi Akademik ini, saya akan mengupasnya terlebih dahulu.
1. Definisi CoachingÂ
ICF mendefinisikan Coaching sebagai bentuk kemitraan antara Coach dengan Klien ( Coachee), yang dijalankan melalui proses kreatif yang ditandai dengan eksplorasi, membangun Ide, dengan tujuan memaksimalkan potensi si Klien ( Coachee) tersebut.artinya sebuah proses Coaching tujuan utamanya adalah bagaimana menggali potensi dari Klien ( Coachee) oleh Coach dengan strategi -strategi Coaching. Potensi itu disadari sendiri oleh Klien ( Coache ) dan ia  berkomitmen untuk memaksimalkan potensi yang ia miliki. Â
2. Supervisi Akademik
Secara definisi, supervisi akademik merupakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk memberikan dampak secara langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran mereka di kelas. Supervisi akademik perlu dimaknai secara positif sebagai kegiatan berkelanjutan yang meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yakni pembelajaran yang berpihak pada anak.Â
3. Supervisi Akademik dengan Paradigma berpikir Coaching
Kualitas pengajaran atau akademik guru diharapkan meningkat melalui supervisi akademik, namun hal ini tidak berarti supervisi akademik hanya berfokus pada peningkatan keterampilan dan pengetahuan semata. Kualitas guru yang diharapkan untuk berkembang juga termasuk didalamnya peningkatan motivasi atau komitmen diri. Kualitas pembelajaran meningkat seiring meningkatnya motivasi kerja para guru.Â
Seorang supervisor memahami makna dari tujuan pelaksanaan supervisi akademik di sekolah (Sergiovanni, dalam Depdiknas, 2007): 1. Pertumbuhan: setiap individu melihat supervisi sebagai bagian dari daur belajar bagi pengembangan performa sebagai seorang guru,Â
2. Perkembangan: supervisi mendorong individu dalam mengidentifikasi dan merencanakan area pengembangan diri,Â
3. Pengawasan: sarana dalam monitoring pencapaian tujuan pembelajaran.