INFLASI
Inflasi pada umumnya dijabarkan dalam lonjakan secara massif untuk harga barang atau jasa dalam periode tertentu. Meskipun lonjakan harga beberapa jenis barang bukan dianggap sebuah inflasi, tetapi jika peningkatannya meluas ke sebagian besar barang lain atau mengakibatkan peningkatan harga secara umum, hal tersebutlah yang dapat disebut sebagai inflasi.
Terdapat dua varietas inflasi, yaitu inflasi demand-pull yang dipicu oleh peningkatan permintaan, dan inflasi cost-push yang diakibatkan oleh penurunan produksi akibat kenaikan biaya produksi. Sumber inflasi cost-push bisa berupa kenaikan harga bahan baku industri, ketidaksempurnaan dalam operasi bisnis, atau tuntutan yang kuat dari serikat buruh untuk peningkatan upah, dan lain sebagainya.
Faktor lain yang mempengaruhi inflasi adalah sebagai berikut:
- Kenaikan permintaan: jika permintaan barang dan jasa lebih besar daripada ketersediaan yang ada, harga cenderung naik karena konsumen bersaing untuk mendapatkan produk yang lebih murah.
- Dalam konteks ekonomi, ketika biaya produksi mengalami kenaikan, kecenderungan adalah harga barang dan jasa akan ikut naik.
- Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) serta impor barang dan jasa memiliki dampak yang berarti terhadap tingkat inflasi dalam periode waktu yang lebih lama.
- Tingkat suku bunga memiliki potensi untuk memengaruhi tingkat inflasi.
- Kenaikan pajak: jika perusahaan memilih untuk menaikkan harga produk atau jasa mereka, kenaikan pajak dapat menyebabkan inflasi.
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PERTUMBUAHAN EKONOMI
Tidak seluruh dampak inflasi terhadap perekonomian bersifat negatif. Inflasi yang berada pada tingkat yang rendah dapat memacu pertumbuhan ekonomi, khususnya jika angkanya berada di bawah 10%. Hal ini disebabkan oleh kemampuan inflasi dalam mendorong para pengusaha untuk meningkatkan produksi mereka. Para pengusaha terdorong untuk meningkatkan produksi disebabkan hal ini dapat memberi mereka manfaat pendanaan yang sangat drastic dri kenaikan harga yang terjadi. Selain aspek tersebut, peningkatan dalam produksi juga memiliki implikasi positif tambahan, seperti menciptakan kesempatan kerja baru. Namun, apabila pertumbuhannya melebihi angka sepuluh persen, kemungkinan besar akan menyebabkan dampak negatif pada tingkat inflasi.
Peningkatan tingkat inflasi menunjukkan pertumbuhan perekonomian, inflasi berke-panjangan memiliki dampak buruk. Lonjakan inflasi yang berkelanjutan mengakibatkan barang local lebih mahal daibandingkan barang import sejnis.
Apabila diperiksa dengan saksama, terdapat situasi di mana tidak semua tingkat inflasi berakibat buruk terhadap kesejahteraan ekonomi. Inflasi under 10%, memiliki potensi untuk menggalakkan perkembangan ekonomi. Hal ini mendorong pelaku bisnis untuk meningkatkan volume produksi mereka serta menciptakan lapangan kerja baru.
Â
Â
Â