Mohon tunggu...
muhamad zaki
muhamad zaki Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga 2013

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Tiga Faktor Kegagalan Timnas U-23 di Sea Games XXVII

23 Desember 2013   17:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:34 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Timnas U-23 gagal lagi merebut emas dalam SEA GAMES 27th yang dihelat di Myanmar, setelah kalah dari Thailand di final cabang sepakbola kemarin sabtu (21/12/2013) malam. Dalam laga penentuan juara itu tim garuda kalah 0-1 dari tim gajah putih, Thailand. Tercatat bahwa indonesia kembali gagal merebut emas cabang sepakbola setelah dua kali masuk final SEA GAMES pada tahun 1997 dan 2011 silam. Dan seperti yang kita semua ketahui, tahun ini pun timnas kembali gagal mempersembahkan emas kepada rakyat indonesia. Indonesia gagal membalaskan dendamnya pada fase grup yang mana mereka dikalahkan thailand dengan skor cukup telak, 4-1. Tidak perlu merasa rendah diri atas kekalahan itu, walaupun memang thailand pantas menjadi juara. Thailand bermain sangat terorganisir sepanjang pertandingan, sedangkan indonesia memang terorganisir juga tetapi konsistensi itu dipecahkan oleh rasa “frustasi” garuda yang sulit menembus kokohnya pertahanan thailand.

Lalu apa sebenarnya yang membuat garuda bisa kalah dari Thailand di final SEA GAMES pada malam itu, sehingga gagal membawa pulang emas? dan berikut tiga poin analisa menurut saya tentang kegagalan garuda.

Kalah duel dengan gelandang tengah Thailand

Indonesia sebenarnya mampu bermain apik di awal pertandingan, bahkan mampu merepotkan pertahanan lawan, namun keasikan menyerang dan indonesia cenderung tidak siap dengan serangan balik Thailang yang banyak dilakukan oleh para gelandang tengahnya. Dan bukan hanya tidak siap menahan gempuran serangan balik, pemain tengah maupun pemain bertahan indonesia sering kali kalah duel maupun kalah sprint dengan gelandang tengah Thailand yang rajin membantu serangan. Pemain belakang indonesia justru terlihat hanya manahati lestusen lah yang berjuang keras menahan gempuran dari Thailand, walaupun syaifudin kerap membantu namun juga sering membuat kesalahan pada saat clearance.

Dan dengan ketidakjelasan Rizki pellu yang pada saat menyerang jauh meninggalkan posnya dan pada saat diserang, Pellu terlambat kembali mengisi posnya. Ini terlihat saat terjadinya gol dari Thailand, pellu terlihat ada dibelakang pemain Thailand yang sedang membawa bola dan tidak ada upaya untuk merebut bola, alhasil Dedi kusnandar bekerja sendirian dalam menahan gempuran Thailand. Ramdhani dan fandi eko pun turut membantu mengisi pos yang ditinggalkan pellu ini, namun tetap tidak maksimal karena kedua pemain memiliki kemampuan bertahan yang kurang. Dan dengan mudah ketiga gelandang Thailand bermain 1-2 di daerah kiri pertahanan indonesia sebelum akhirnya berhasil menjebol gawang kurnia Meiga.

Tipe serangan yang terbaca oleh pemain Thailand

Serangan ke daerah pertahanan thailand sering sekali dilancarkan lewat gelandang indonesia yaitu Bayu gatra, pemain yang mempunyai kemampun dribbling yang diatas rata-rata ini sering sekali menusuk daerah pertahanan Thailand yang membuat pemain belakang thailand kocar-kacir. Namun walaupun begitu, tidak selalu bisa digunakan cara menyerang ini, semakin lama Thailand mengerti betul strategi serangan indonesia ini, dan akhirnya dengan mudah di antisipasi pemain belakang thailand. Nampaknya pada pertandingan itu, indonesia tidak selalu bisa memanfaatkan skill individu bayu gatra untuk menembus pertahanan lawan, karena strategi itu sudh dibaca dengan baik dan diantisipasi dengan baik oleh pemain belakang thailand.

Rapatnya barisan pertahanan thailand membuat indonesia pontang panting mengubah serangan dari sayap kiri ke sayap kanan karena susahnya mencari celah. Ini yang sekiranya menjadi titik kelemahan timnas U-23 yaitu membuat variasi serangan untuk mencari celah dan membuat gol. jika diperhatikan, pada saat tim indonesia mendapat sepak pojok, bola selalu diarahkan melambung keatas dan tepat didepan atas penjaga gawang jangkung Thailand, Kawin shinawatra. Yang mana akan dengan mudahnya ditangkap sang kiper, dan gagal lagi usaha untuk menceploskan bola ke gawang lawan.

Mempertahankan penyerang yang tampil kurang cemerlang

Yandi sofyan munawar. Ya, penyerang tim garuda ini tidak tampil gemilang saat laga final itu. penampilan buruknya sebenarnya sudah terlihat sejak pertengahan babak pertama. Terlihat dari kontrol bola sampai umpan umpannya yang tidak akurat, dan yang sangat membuat para penonton indonesia gregetan adalah dia terlalu lama membawa bola dan itu dilakukannya berulang-ulang. Ini yang sekiranya membuat indonesia kehilangan peluang untuk membuat gol, sudah ada teman yang berdiri bebas, namun yandi tetap mencoba meng-keeping bola dan akhirnya selalu kandas dihalau pemain belakang thailand.

Dipertengahan babak kedua, yandi mengalami cedera yang membuanya diganti dengan ferinando pahabol. Menurut saya coach RD terlambat memasukkan Pahabol, karena terbukti pemain belakang Thailand sebenarnya lebih kocar-kacir saat pahabol menggocek bola ketimbang saat yandi bermain sebelumnya yang selalu dan selalu kandas. Pahabol selalu bisa menempatkan diri dan juga selalu bisa mencari celah disela-sela pemain belakang Thailand. Bahkan di menit-menit akhir, pahabol berhasil merangsek masuk ke jantung pertahan Thailand dan nyaris saja membuahkan hasil. Inilah sekiranya mengapa indonesia tumpul dalam menciptakan gol pada pertandingan itu. ya, kurang efektifnya striker tim garuda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun