Mohon tunggu...
muhammad ihsyanudin
muhammad ihsyanudin Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Meniti Bakat "Entrepreneurship" Santri

6 Januari 2014   11:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:06 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kewirausahaan sudah bukanlah hal yang asing bagi kita semua. Sekarang, hal itu sudah menjadi sebuah tren yang menjamur di masyarakat kita, dari kalangan rakyat hingga kalangan pejabat. Bisa kita maklumi bersama, karena hal yang di kenal dengan enterpeuneurship ini mangandung banyak kelebihan yang berbeda dengan pekerjaan yang lain. Apalagi jika kita menengok ke negara kita sendiri, yang notabennya sedikit sekali lapangan pekerjaannya.

Hal inilah yang melatarbelakangi sekelompok orang menginginkan dirinya untuk menjadi seorang entrepeneur. Perlu digarisbawahi juga, bahwa untuk menjadi seorang entrepeneur tidaklah mudah. Perlu adanya USAHA dan MODAL yang besar tentunya. Namun, semua itu akan menjadi sebuah kelebihan dari entrepreneurship jika didukung dengan kemampuan jiwa dari dalam diri kita sendiri, sebut saja kejelian dan bakat. Kedua hal itulah yang akan menunjang seseorangmenjadi entrepreneur handal, karena ketika suatu usaha didukung dengan bakat, orang yang berkecimpung dalam hal itu cenderung tidak akan bosan karena dia menikmatinya sebagai bakat yang ia kuasai. Saat manusia pada tahap tidak bosan, ia akan terus menjalankan kerjanya hingga pada akhirnya kesuksesan menghampirinya setahap demi setahap.

Bagi kita pasti akan timbul ketidakpercayadirian tentunya untuk mencoba berentrepreneurship, terlebih kita masih berstatus sebagai pelajar yang tugas utamanya adalah belajar. Tetapi untuk pelajar yang bisa berpikir kreatif dan inovatif hal itu bukanlah masalah yang serius. Terlebih lagi kita adalah seorang santri asrama atau pesantren. Pada beberapa segi, santri dituntut untuk pandai berusaha mandiri dan percaya dengan kemampuan yang ia miliki. Dengan sifat mandiri yang ada dalam diri santri, maka dengan sendirinya mereka akan membentuk terobosan-terobosan baru berdasarkan spirit, mindset, dan keterampilan dalam diri mereka.

Seorang santri juga bisa mengalokasikan hidup di lingkungan asrama atau pesantren dengan berentrepeneurship kecil-kecilan, yang tentunya tak perlu repot-repot menghabiskan banyak waktu. Hal itu bisa menambah pemasukan bulanan kita. Apabila kita sadar, banyak sekali usaha yang bisa dilakukan di sela-sela kita belajar. Sebut saja packing snack. Bila kita perhatikan, mulai dari kantin sampai restoran pasti menyediakan camilan dalam bungkus yang harganya berkisar Rp. 500 sampai Rp. 1000. Dan untuk memulai usaha ini sangatlah mudah plus murah, kita dapat memulai dengan membeli 4-7 kg camilan sebagai permulaanya. Dari 7 kg camilan yang dapat kita beli digrosir, kita dapat menjadikanya 65-90 bungkus. Kurang lebih kita akan mendapatkan keuntungan sebesar 200 per bungkusnya. Kemudian untuk strategi pemasaran, kita dapat menitipkan snack ini di koperasi asrama dan warung makan sekitar asrama atau pesantren.

Itulah satu contoh dari permulaan dari berentrepreneurship yang sebenarnya bisa kita dilakukan yang notabennya sebagai pelajar. Bermula dari hal yang kecil inilah maka akan tumbuh suatu yang namanya kesuksesan dalam berentrepreneurship. Tentu hal itu pula bisa dijadikan sebagai latihan kita berentrepreneurship sebelum kita terjun langsung di dunia entrepreneurship yang nyata.

Timbul jua sebuah pertanyaan, Mengapa harus santri yang diprioritaskan? Karena santri adalah aset penting bagi kemajuan bangsa. Maka, suatu kewajiban bagi santri adalah mempersiapkan dirinya untuk mandiri dan menyiapkan diri menghadapi rintangan yang kelak menghalang.Santri berentrepreneurship memiliki kelebihan dalam menghadapi kehidupan. Ia lebih cenderung kuat karena ia sudah dituntut untuk mandiri dari awal dan berpikir kreatif. Terlebih lagi jika entrepreneurship ini didukung oleh satu bakat yang dimiliki oleh santri. Hasilnya kemungkinan besar akan melebihi targetnya, baik dalam hal material ataupun finansial.

Namun, sebagai umat islam, tentunya segala aspek kehidupan kita harus didukung penuh oleh yang namanya syari’at islam dan rohani islam yang kuat. Seyogyanya bagi kita semua untuk menerapkan nilai-nilai islam yang berakar di kehidupan kita, termasuk dalam hal entrepreneurship. Akan lebih menenangkan dan mendamaikan ketika kita bisa menerapkan nilai-nilai islam tersebut. Didukung bakat dan agama, hampir tak diragukan lagi jika entrepreneurship yang kelak dilakukan santri akan meraih pada titik klimaks yang luar biasa dan menakjubkan. Sukses dalam naungan Allah. Bukankah itu yang menjadi impian bagi setiap muslim ?

Maka, let’s enjoy the Islamic entrepreneurship,take it with ‘ur talent!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun