Mohon tunggu...
Fufu
Fufu Mohon Tunggu... Abdi Negara -

jalanin aja hidup ni yeeeeeeeee..Nikmati semua..Semoga hidupku Barokah dan diridhoi oleh Allah...Amiin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mencari Lompong

27 Februari 2012   23:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:50 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Asyiknya bisa melihat berita di TV, banyak kisah yang terjadi di dalaM dan luar negeri. Ada  kisah tentang mavia pajak ke dua, bom bunuh diri yang menewaskan 9 orang dan melukai belasan manusia, aksi demo untuk perdana menteri agar mundur, dan masih banyak lagi berita yang daapat disaksikan. Namun, terhenti saat ada film Tutur Tinular. Ya, kusuka sekali dengan film ini karena sudah diubah versi 2011. Selain lucu juga menarik untuk mengenal kisah kehidupan di kerajaan. Saking asyiknya, kadang sampai tersenyum sendiri melihat lucunya bajil dan kanza, wow, malampun semakin larut, tiba-tiba ku diajak untuk membawa parang dan senter.  Sebelum berangkat ku sejenak makan kolak yang sangat lezat sekali,  kemudian ku ganti baju dan siap berangkat.

Aku berangkat bersama Dika yang memakai sepatu bola warna kelabu dengan tali yang panjang, Ardi juga memakai sepatu bola berwarna hijau dan bapak yang membawa lampu minnyak dan juga parang.

Kami pergi bersama melewati sebuah rumah yang sudah tampak sunyi, hanya terlihat sebuah lampu luar yang bercahaya cukup menyilaukan mata. kami tak perduli, karena kami terus berjalan direrumputan depan rumahnya, lalu Ardi mencari di pohon ilalang dan memperoleh sesuatu....ini aku dapat lompong kul"kata ardi...aku penasaran apakah maksudnya lompong itu, Kalau di jawa lompong sering di identikkan dengan batang pohon talas yang banyak airnya. Tapi,eh ternyata di sini nama sebuah hewan. Ya langsung saja ku dekati Ardi seraya ku berkata"mana lompong". Ardi jawab"lihat lompong ni kul...ow itu tho yang dimaksud lompong kul, Aku pun jua ikut mencari lompong meski senter yang ku bawa tak bercahaya terang, senter ku dekatkan pada sebuah pohon illalang dan setiap ku dekatkan ku tak sempat melihat lompong. tak satupun ku memperoleh. Karena saking fokus pada lompong, dan tak melihat pada jalan yang begitu gelap, ei tiba-tiba aku terpeleset dan jatuh...aduh, kata ku pelan, ku langsung bangkit berdiri agar tidak diketahui oleh Mereka. Haha, ku terus mencari akhirnya aku juga dapat lompong, satu demi satu ku tangkap, sampai kira-kira 7 lompong tapi ucak dalam arti kecil. Oh sungguh terasa dingin malam ini, tetapi terasa asyik untuk semua itu. Serasa sudah cukup, akhirnya kami pulang. Saat pulang aku berada di belakang Dika, Dan tak sengaja aku menginjak tali sepatu dika, terlihat Dika tak bergerak dan kutanya kenapa>...oh ternyata talinya terinjak oleh ku, saat itu jua kami tertawa....

Akhirnya kami sampai di rumah, aku langsung pergi ke lantai 2, tempat dimana aku menghabiskan lelah. Aku sempat ke kamar mandi sebentar untuk membersihkan kaki dan tangan serta mengeluarkan air dalam perut..hehe. Ah lega terasa. Setelah itu menuju kamar tidur dan memasang kain penutup untuk tempat tidur agar nyamuk tak menghisap darahku. Setelah selesai Dika dan Ardi pun datang. Lalu mereka minta dioleskan balsem ke tubuh mereka. Saat dioleskan aku sambil berkata dalam hati jadi lompong itu dalam bahasa gayo"belalang" owalah.....

Sebelum tidur aku bertiga bercakap-cakap dahulu,

Ardi : besok aku cita-citanya apa ya....

Aku : polisi saja

Ardi : aku kan kecil?

Aku: tidak, besok waktu di SMA pertumbuhanmu akan cepat dan kamu akan tinggi besar?serasa tangan melebar

Ardi : Tingginya untuk menjadi polisi berapa ?

Aku : 165 cm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun