Dalam Islam, mengucapkan salam adalah suatu bentuk penghormatan serta merupakan bentuk doa agar seseorang diberikan keselamatan dan kebaikan oleh Allah Azza Wa Jalla. Mengucapkan salam dapat mencerminkan bahwa agama Islam sebagai agama yang mengajarkan kedamaian.
Belakangan ini sangat populer salam lintas agama yang dilakukan oleh para pejabat tinggi yang ada di negeri ini. Salam yang dimaksud merupakan ucapan salam yang berasal dari agama-agama yang ada di Indonesia, seperti salam sejahtera bagi kita semua (Kristen), Shalom (Katolik), Om Swastiastu (Hindu), Namo Buddhaya (Buddha) dan Salam Kebajikan (Konghucu), salam tersebut diucapkan setelah ucapan Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam lintas agama ini sudah menjadi suatu kebiasaan para pejabat dalam pembukaan sambutan atau pidatonya, dengan maksud sebagai bentuk penghormatan serta simbol kerukunan dan toleransi kepada seluruh pemeluk agama yang ada di Indonesia.
Terkait hal tersebut, tentu saja menimbulkan pro dan kontra dalam menyikapi fenomena ini karena menyangkut kepada aqidah sebagai umat Islam. Pada tahun 2019 MUI Jawa Timur mengeluarkan himbauan kepada umat Islam agar tidak mengucapkan salam lintas agama karena dinilai memiliki keragu-raguan didalamnya yang dapat merusak aqidah agama yang diyakini.
Himbuan tersebut sebagai bentuk kehati-hatian kita sebagai umat Islam. Meskipun ajaran Islam merupakan ajaran yang menjunjung tinggi nilai toleransi, namun dalam implementasinya perlu dibatasi agar bisa menjaga kemurnian aqidah Islam yang diyakini. Perlunya memahami makna yang terkandung dalam setiap ucapan salam lintas agama tersebut karena bisa saja ucapan tersebut mengandung makna yang membawa kesyrikan kepada Allah Azza Wa Jalla. Karena pengucapan salam merupakan bagian syi'ar dari setiap agama. Ketika kita tidak mengucapkan salam lintas agama yang berasal dari agama lain, bukan berarti kita tidak menjunjung tinggi yang namanya nilai kerukunan dan toleransi, namun hal tersebut merupakan sikap kehati-hatian sebagai umat Islam dalam memegang teguh aqidahnya. Sebaiknya ucapan salam tersebut diganti menjadi ucapan salam pada umumnya seperti selamat pagi, siang, ataupun malam. Karena ucapan salam tersebut jauh lebih netral dan tidak menyentuh aspek teologis atau keyakinan.
Wallahu A'lam.