Mohon tunggu...
Muh ThoriqAziz
Muh ThoriqAziz Mohon Tunggu... Penulis - Muh. Thoriq Aziz Kusuma, S.Pd., Lc., M.Pd., adalah penulis buku yang berfokus pada tema-tema keislaman dan sosial politik.

Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan pengalaman yang luas, Thoriq telah menghasilkan berbagai karya yang menginspirasi dan mendalam. Sebagai seorang akademisi dan praktisi, ia terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan wacana keislaman di Indonesia. Dedikasinya untuk menyebarkan pemahaman yang lebih baik tentang Islam dan isu-isu sosial politik melalui tulisan-tulisannya telah menjadikannya salah satu penulis yang dihormati di bidangnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jalan Menuju Ukhuwah dan Persatuan

25 Juni 2021   16:58 Diperbarui: 25 Juni 2021   17:14 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thoriq Aziz. / dokpri

Sebagaimana menegakkan agama adalah salah satu kewajiban dari kewajiban-kewajiban yang ada, maka demikian juga tidak berpecah-belah juga merupakan kewajiban untuk menegakkan agama.

Jujur penulis merasa prihatin dan tanda tanya besar, di zaman kita saat ini kita menjumpai beberapa Muslim mencoba untuk menegakkan agama dan mengerahkan segala upaya mereka untuk itu, tetapi mereka lupa untuk menjaga ukhuwah atau persatuan, mereka malah mengorbankan persatuan dan tidak menolak perpecahan.

Harus diakui pula, di antara kaum Muslimin ada yang membesar-besarkan tidak adanya perpecahan, sehingga mereka mengabaikan pendirian agama dan menerima segala bentuk penyimpangan yang seharusnya ditolak. Namun tugas kita kini adalah menghadirkan keseimbangan antara menegakkan agama dan persatuan, dan mencapai kedua-duanya.

Saatnya kita menghadirkan fikih prioritas dalam kehidupan umat dan bangsa ini. Fikih yang mengedepankan urusan besar dari pada urusan kecil, mendahulukan yang wajib dari yang sunah, menomorsatukan hal-hal dasar dan prinsip dibandingkan hal-hal yang sepele dan kecil. Mari kita tunjukkan konsep Islam tengah atau Islam moderat (Ummatan Wasaan) di tengah-tengah masyarakat untuk menghadapi tantangan zaman saat ini.

Persatuan umat dan bangsa berarti bekerja sama dalam kebaikan dan kebenaran, bersikap toleran satu sama lain dan saling rendah hati, bukan malah saling klaim paling benar sendiri, angkuh dan ingin menang sendiri. Persatuan ini membutuhkan satu konsensus bersama bahwa kita semestinya memiliki satu kepemimpinan, satu kepala, dan satu referensi yang kita satukan dan pertahankan, dan bahwa kita tidak mengizinkan siapa pun untuk memberontak melawan kepemimpinan umat dan bangsa ini secara tidak adil dan proporsional.

Persatuan umat membutuhkan orang kaya yang memberikan sebagian hartanya kepada orang miskin dan orang yang membutuhkan, menghormatinya dan tidak mempermalukannya, menyayanginya dengan perhatian dan hartanya.

Selain itu penulis juga ingin mewanti-wanti terhadap bahaya ekstremisme pemikiran atau bisa kita katakan ekstremisme intelektual. Rasulullah, SAW., telah memperingatkan kita tentang hal itu ketika beliau berabda: "Wahai manusia, jauhilah berlebih-lebihan dalam agama karena sesungguhnya yang menghancurkan orang-orang sebelum kalian adalah berlebih-lebihan dalam agama." (HR.Ibnu Majah). "Binasalah orang-orang yang terlalu berlebih-lebihan (melampaui batas)". Rasulullah mengucapkannya tiga kali. (Sahih Muslim). Kelompok teroris dan ekstremis itu berusaha menarik pikiran bodoh yang memimpikan kekhalifahan palsu. Mereka yang tega membunuh anggota tentara dan kepolisian hakikatnya adalah ekstremis tiran, mereka tidak tahu apa-apa tentang agama mereka.

Sudah tinggi waktunya umat dan bangsa ini perlu mencapai kesatuan sejati, kesatuan di mana setiap unit bangsa ini menempatkan energi dan pikirannya untuk melayani seluruh bangsa.

Di antara sebab-sebab persatuan ialah ketaatan kepada auliya al umuur atau pemimpin dan ulama yang terpercaya dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 59)

Banyaknya hasutan-hasutan yang bertebaran di media dan lapangan, membuat kita harus semakin sadar terhadap pentingnya ukhuwah dan persatuan. Ukhuwah dan persatuan umat dan bangsa merupakan satu-satunya cara untuk menghadapi hasutan perpecahan.

Penulis meminta kepada pihak yang berwenang dalam hal ini pemerintah dan para alim ulama (red, MUI) harus fokus memperkuat persatuan dan kohesi di antara putra-putri bangsa saat ini. Hal tersebut adalah sebuah kebutuhan mendesak bagi umat dan bangsa ini  untuk menghadapi tantangan moderen yang berdatangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun