Mohon tunggu...
Muh Nur Islam Nurdin
Muh Nur Islam Nurdin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just Human.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menalar Kebijakan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi

7 Maret 2023   20:45 Diperbarui: 7 Maret 2023   20:58 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selasa (28/2), dalam sebuah pertemuan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) NTT yang dihadiri oleh beberapa kepala sekolah SMA dan SMK, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat meminta agar aktivitas sekolah khsusus pada tingkat menengah atas dimulai pada pukul 05.00 Wita.

“SMP nggak boleh karena mereka masih belum, SMA yah tidur mulai dari jam 10. 11,12,1,2,3,4 (sembari menghitung jari) udah 6 jam. Jam 4 sudah bangun, mandi setengah jam. Setengah jam perjalanan di kota ini kan gak jauh, 30 menit sudah sampai sekolah. Jam 5”. Ucap Gubernur NTT dalam video yang beredar. Kebijakan tersebut sorak menuai respon dari berbagai pihak, ada yang melayangkan kritikan dan tak sedikit pula yang memberikan apresiasi.

Usulan dari Gubernur NTT tersebut menarik untuk dilakukan pengkajian lebih lanjut mengingat NTT merupakan salah satu daerah dengan kualitas pendidikan yang masih berada di bawah rata-rata jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Tentu hal tersebut menjadi perhatian serius, mengingat kualitas sumber daya manusia sangat mempengaruhi pola fikir dan inovasi masyarakat dalam mengelola sumber daya yang ada demi mencapai taraf hidup yang lebih baik.

Jika kita cermati lebih mendalam, usulan kebijakan yang dikeluarkan Gubernur NTT tersebut telah melewati perhitungan yang serius. Nampaknya Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat sangat menyadari perlunya terobosan baru dalam menyongsong pendidikan yang lebih baik di NTT. Permintaan aktivitas sekolah dimulai jam 5 pagi tersebut di dasarkan pada prinsip peningkatan kualitas SDM, yaitu etos kerja dan kedisiplinan para peserta didik dengan tetap memperhitungkan dengan cermat manajemen waktu para peserta didik. 

Viktor Bungtilu Laiskodat menggambarkan dengan jelas bahwa kebijakan ini sama sekali tidak akan merampas waktu peserta didik justru sebaliknya akan membentuk peserta didik dengan kebiasaan hidup yang sehat, yaitu tidur lebih cepat dan bangun lebih pagi untuk beraktivitas. Peserta didik bisa tidur paling lambat jam 10 malam sehingga mereka memiliki 6 jam waktu tidur agar dapat bangun pada jam 4 pagi dan mempersiapkan diri untuk bergegas ke sekolah.

Di negara maju sendiri seperti jepang dengan SDMnya yang tinggi, jam belajar sekolah untuk tingkat menengah atas adalah rata-rata 9 jam per hari. Jam sekolah dimulai jam 9 pagi sampai jam 7 malam. Alasan dimulai jam 9 pagi bukan jam 7 seperti di Indonesia karna di jepang langit masih sangat gelap pada jam 7 pagi. Namun meskipun demikian, ternyata para peserta didik telah bersiap dari pagi buta dan bahkan datang lebih awal dari jadwal jam masuk sekolah. Yang lebih megesankan mereka sangat jarang terlambat dan mungkin tidak ada, seberapa jauhpun jarak mereka dari sekolah, pendidikan jepang berhasil membentuk kesadaran dan kedisiplinan peserta didik.

Usulan yang diajukan Viktor Bungtilu Laiskodat merupakan langkah progresif dalam rangka membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Kebijakan ini sendiri masih di uji cobakan di beberapa sekolah menengah atas. Dengan penuh kesadaran Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan NTT tidak kekurangan secara materi, namun kekurangan SDM yang berkualitas dengan memaparkan persentase minimnya siswa yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Tentu dengan langkah ini diharapkan karakter peserta didik dapat tebentuk dan menjadi modal berharga dalam melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi meskipun dalam memulai penerapan kebijakan ini akan sulit. Viktor Bungtilu Laiskodat pun menjamin sepenuhnya keamanan publik dan memberikan dukungan penuh terhadap hal-hal yang dibutuhkan dalam proses penerapan kebijakan ini.

Pada akhirnya kebijakan memang menimbulkan pro dan kontra. Namun menurut penulis apresiasi patut diberikan  kepada Gubernur NTT yang berani mengambil langkah. Penulis sangat yakin kebijakan yang dikeluarkan sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian yang tinggi terhadap pembangunan sumber daya manusia NTT dimasa yang akan datang. Oleh karena itu menarik untuk ditunggu perkembangan penerapan kebijakan ini selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun