Hari libur merupakan waktu dimana setiap orang ingin menghabiskan waktunya sekedar untuk melepas kebosanan setelah beberapa hari sibuk di tempat kerja bagi yang sudah bekerja,bosan menghadapi dunia perkuliahan bagi yang sedang kuliah, atau bosan dirumah terus karena gak ada kerjaan. berkunjung di tempat-tempat wisata adalah salah satu solusi untuk sejenak melupakan masalah itu.
Pergi bersama teman, sahabat ,keluarga, anak dan istri, kakek, nenek dan siapa saja yang bisa kamu ajak jalan-jalan, atau bahkan kamu juga bisa mengajak mantanmu untuk sekedar mengingat momen dimana kamu dan dia pernah menjalin asmara (ini khusus buat kamu yang baru putus).
Tapi minggu ini saya tidak hanya berlibur di suatu tempat namun saya akan belajar bagaimana lembaga swadaya masyarakat bekerja untuk kemajuan sebuah desa. tulisan ini baru saya tulis hari ini tapi tidak apa-apa agak sedikit terlambat daripada tidak sama sekali. oke kebetulan jumat malam tepatnya tanggal 19 agustus 2016 saya di ajak oleh saudara saya yang salah satu anggota organisasi LSM untuk mengunjungi sebuah desa. karena pada waktu itu memang tidak ada jadwal kuliah dan tanpa berpikir panjang saya menyetujui ajakan tersebut.
Seharusnya jadwal meeting jam 14.00 namun karena beberapa hal jadi kami berangkat sekitar jam 1 dari jogjakarta menuju kebumen. Berangkatlah kami berdua dengan motor vespa menuju kebumen. anda pasti tahu kebumen adalah salah satu daerah di wilayah jawa tengah yang letaknya tidak jauh dari jogjakarta. Perjalanan membutuhkan sekitar 3 jam dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. kami menikmati perjalanan demi perjalanan yang pada waktu itu tidak terlalu ramai dan lalu lintas lancar jaya.
3 jam berlalu dan sampailah kami di kota kebumen. lalui lintas yang lancar jaya membuat perjalanan kami sangat menyenangkan. kami tiba di kebumen tepatnya  di markas FORMASI sekitar pukul 16.40 dan rupanya diskusi baru saja berakhir sayangnya kami tidak bisa mengikutinya. ada banyak teman-teman barudisana . tempat yang tidak begitu luas namun ada tempat khusus untuk diskusi di bagian belakng rumah seperti semacam pendopo.sangat asik untuk tempat diskusi dan ditemani scengkir kopi dan kacang godhog.
namun kami tidak lama di Markas Formasi setelah beberapa menit kemudian ada sekitar 5 unit mobil akan bertolak ke sebuah desa untuk mengadakan diskusi perihal pengembangan desa. saya katakan pengembangan desa karena tidak tahu pasti istilah yang saya sebut tapi intinya ada sebuah diskusi disana. adzan 'isa tepatnya kami sampai di desa terpencil di ujung sela-sela  perbukitan dan jauh dari perkotaan dengan akses jalan yang belum baik orang situ menyebutnya Desa Seboro kec. Sadang kab. Kebumen.Â
Belum banyak orang mengenalnya yang pasti baru-baru ini desa seboro mulai menjadi buah bibir orang banyak karena di sebut-sebut sebagai desa Wisata setelah satu hari sebelum kedatangan kami. Desa Seboro melauncing tempat Wisata barunya yang dinamai Embung Seboro waduk mini buatan masyarakat setempat. waduk ini nantinya digunakan untuk mengairi persawahan dan perkebunan di sekitarnya.
Waduk mini ini bertujuan menampung air yang mengalir dari mata air agar tidak turun semua kebawah. selain wisata Waduk Mini, desa Seboro juga memberikan nuansa pedesaan yang asri dan pemandangan yang sangat indah ditambah dengan latar belakang musik gamelan khas Jawa tengah semakin menambah suasana pedesaan yang indah nan sejuk.
Malam itu sesampainya di desa Seboro kepala desa menyambut dengan jabat tangan selamat datang dilanjutkan dengan salam-salam yang sudah ditunggu banyak orang duduk di teras rumah menunggu kehadiran kami untuk diskusi terkait desa. diskusi di hadiri dari berbagai elemen khsusunya lembaga pengembangan desa. ada yang dari solo, jogjakarta, Malang, kebumen dan lain-lain termasuk perangkat desa setempat. Diskusi juga di hadiri oleh kepala desa dlingo, bantul dan kepala desa nglanggeran gunung kidul. mereka di undang guna memberikan teransformasi terkait bagaimana mengembangkan potensi desa agar memiliki nilai tambah atas sumber daya alam yang dimiliki agar menjadi desa yang mandiri. Berbagai visi dan misi diungkapkan oleh perangkat desa seboro dari mulai pelauncingan desa wisata yaitu waduk mini sebagai icon utama, pemasangan wifi di daerah kantor desa, sampai perecanaan kebun kelengkeng yang juga menjadi target sebagai desa wisata.Â
Permasalahan demi permasalahan diungkapkannya untuk mendapat pemecahan. permasalahan yang disoroti sebagian mengenai birokrasi yang terkadang menjadi kendala bagi kemajuan desa. karena banyak dari perangkat desa yang masih belum banyak mengetahui terkait birokrasi yang berlaku.
Sebagian dari perangkat desa belum banyak mengetahui regulasi yang harus mereka jalankan karena faktor pendidikan yang rata-rata dari mereka lulusan SMA/sederajat. yang mana mau tidak mau mereka harus lebih banyak belajar untuk emajuan desanya. hasil diskusi inilah nantinya akan menjadi masukan bagi desa seboro untuk bagaimana caranya memajukan desanya dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki.