Politik pencitraan tidak lagi berlaku, entah dari mana datang lagi ide baru tentang politik praktis yang membawa kelompok-kelompok seperti Agama, ras, budaya, dst.
Politik jenis ini betul-betul terbuka lebar di Negeri ini, dan sayangnya tidak ada yang peduli. Politik seperti ini akan membuka kran pengelompokan-pengelompokan, sehingga pada akhirnya nanti tidak mengherankan kita akan keluar dari semboyan 'bhineka tunggal ika' yang selama ini sudah mengeratkan kita semua masyarakat Indonesia.Â
Di khawatirkan jika hal semacam ini jika terus dilanjutkan dan tidak ada upaya pencegahan, jelas sudah suatu saat bangsa ini akan bubar seperti yang ramai dibicarakan.
Tidak mengherankan juga, selanjutnya akan ada jenis politik baru yang tentunya lebih kotor dari politik hari ini.
Dan itu akan semakin memperlebar gerbang pemecahan bangsa. Belum lagi Aceh dan Papua beberapa tahun belakangan ini terus-terus menggemakan pemisahan diri dengan Indonesia.
Jika kesadaran berbangsa dan negaranya masih tetap tidak ada, maka kita perlu bersiap-siap mengemas surat-surat kita untuk Negara baru, atau menjadi budak dan menghamba ketika penjajah gaya baru masuk menguasai negeri ini.
Mari kita kembali ke Pancasila dan UUD 1945 yang sebenarnya. Mari tumbuhkan kembali kesadaran patriotisme dan nasionalisme Negara. Itu satu-satunya harapan untuk mempertahankan Negeri yang dimerdekakan diatas lautan darah bercampur keringat dan air mata ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H