Mohon tunggu...
Muh. Jusran  Jufri
Muh. Jusran Jufri Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ASN - Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia

Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Perubahan Bunyi "ng" dan Dialek Bugis pada Video Wawancara Bugis Lucu

17 Juli 2024   05:38 Diperbarui: 17 Juli 2024   05:43 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa Indonesia tidak hanya dituturkan oleh masyarakat di Pulau Jawa, tetapi juga oleh penduduk dari beragam suku dan budaya. Hal ini menyebabkan adanya dialek/aksen dalam penuturan bahasa Indonesia. Suatu dialek dapat dilihat melalui ciri khas pembunyian yang berbeda dari pembunyian bahasa secara formal. Hal ini dapat dilihat dalam penuturan seorang yang memiliki dialek Bugis. Salah satu contoh kasus penuturan bahasa Indonesia dengan dialek Bugis dapat ditemukan di YouTube, sebuah media sosial dengan format video yang sering digunakan oleh masyarakat.

Dalam sebuah video yan diunggah di YouTube, terlihat proses  wawancara dengan salah seorang penumpang kapal laut yang berangkat dari Kecamatan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan menuju Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Penumpang tersebut adalah seorang ibu dari suku Bugis. Ia berbicara dengan memakai bahasa Indonesia, tetapi dengan ragam dialek bugis. Video ini diambil dari media sosial YouTube dengan akun @bugisnetwork8358 yang diunggah pada tanggal 12 Desember 2016. Video wawancara tersebut berjudul “Wawancara okkoZzzz... | Bugis Lucu”. Ujaran narasumber tersebut menggunakan bahasa Indonesia dengan dialek Bugis. Hal ini terlihat melalui transkripsi berikut.

“Nai ke Batulicing kemaring, berangka jang sepuluh, perjalanang, bagus lancar, sampai ke  Barru, sandar jang delapang pagi. Ini omba bagus, perjalanang lancar, bagus, cepa. Diatas kapal bagus juga tida mabu, tempa tidur juga bagus, air lancar, bagus, bersih semuanya. Semuanya kapal ini bagus, saya barusang nai ini, saya coba-coba nai ternyata bagus.”

Transkripsi di atas dapat dialihkan dalam bentuk transkripsi fonetik sebagai berikut.

[Nai?] ke [Batuliciᶇ] [kemariᶇ], [berangka?] [jaᶇ] sepuluh, [perjalanaᶇ], bagus, lancar, sampai ke Barru, sandar [jaᶇ] [delapaᶇ] pagi. Ini [omba?] bagus, [perjalanaᶇ] [laᶇcar], bagus, [cepa?]. Di atas kapal bagus juga, [tida?] [mabu?], [tempa?] tidur bagus, air lancar, bagus, bersih semuanya. Semuanya kapal ini bagus, saya [barusaᶇ] [nai?] ini, saya coba-coba [nai?] ternyata bagus.

Dialek Bugis dalam ujaran narasumber tersebut terlihat melalui pelafalan kata “batulicing” yang diucapkan dengan bunyi [batuliciᶇ] secara fonetik. Hal ini merupakan variasi pelafalan dari kata “batulicin”. Perubahan bunyi dalam akhiran kata tersebut terlihat dari bunyi [ᶇ] yang seharusnya dibunyikan sebagai [n] di akhir kata. Demikian juga beberapa kata yang huruf terakhirnya adalah “k”,dan ”t” tidak terdengar dalam pelafalan seperti pada kata “berangkat”,”cepat” , “tempat”, “ombak”, “mabuk”, “tidak” dan “naik” .

Contoh lainnya terdapat dalam kata “jang” yang merupakan variasi pengucapan dari kata “jam”. Perubahan dari bunyi [m] menjadi [ᶇ] di akhiran kata juga menandakan dialek Bugis dalam bahasa Indonesia.

Perubahan ini disebabkan oleh pengaruh bahasa daerah sebagai bahasa ibu yang sehari-hari digunakan dalam berkomunikasi. Penggunaan dialek ini juga berlanjut sampai ke perguruan tinggi dengan  mahasiswa yang mayoritas berasal dari daerah tertentu dan masih  menggunakan bahasa daerahnya di samping Bahasa Indonesia   (Dewi, 2022). Meskipun demikian, adanya ragam-ragam dialek tersebut tidak terlalu menyulitkan masyarakat antarsuku dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk komunikasi sehari-hari.

Sumber Referensi

Dewi, A. C. 2022. Pengaruh Bahasa Daerah terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia pada Kalangan Mahasiswa. Makassar : UNEM.

https://www.p3i.my.id/index.php/konsepsi/article/download/219/221, diakses tanggal 13 Juli 2024 , jam 13.03.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun