Mohon tunggu...
Muh. Taufik
Muh. Taufik Mohon Tunggu... Wiraswasta - belajar dan terus belajar memperbaiki diri

berusaha selalu nyaman walaupun selalu dalam kekurangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tolak Film Asing, bisakah Mendorong Mutu Film Kita?

28 Februari 2011   01:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:13 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Akhir-akhir ini rupanya semangat nasionalisme sangat keras gaungnya di negara kita.Bukan hanya sepakbola saja yang dirasuki dan menyebarkan semangat itu kepada seluruh anak bangsa tapi juga sudah menyentuh pada kreatifitas perfilman dan dunia hiburan.Dengan alasan peningkatan pajak film asing,kedatangan film asing dikurangi atau malah ditiadakan.Banyak fihak yang setuju tapi ada juga yang khawatir.Setuju karena akan merangsang berkembangnya film-film lokal,tidak setuju karena khawatir tidak lagi bisa menikmati film yang berkualitas dan bermutu.

Soal kualitas dan mutu,film asing khususnya Holliwood dan Bolliwood jauh diatas kita yang notabene kualitas film kita hanya lebih unggul dalam cerita esek-esek alias kualitas Dolliwood, paling jauh kita cuma heboh dalam cerita yang seram-seram seolah-olah di Indonesia ini penghuninya hanya hantu melulu,padahal banyak sekali cerita masa lalu atau cerita rakyat yang inspiratif dan sangat bagus diangkat dan bisa menjadi karya bermutu.

Pembaca,terung terang saya termasuk salah satu orang yang khawatir hilangnya film asing,itu karena banyak film asing yang bagus dan sangat inspiratif (terlepas dari cerita kekerasan),hati jadi terhibur melihat tayangan yang begitu bermutu,penampilan film yang baik dan berkelas.Saya tidak bermaksud meremehkan film buatan lokal,tetapi saya malas menonton film yang sepertinya alur ceritanya itu-itu juga.Ketika ada sutradara yang mengangkat satu tema maka yang lain juga ikut-ikutan melakukan hal yang sama,kurang kreatiflah mungkin istilahnya.Apalagi sinetron,tayangan yang satu benar-benar tidak mendidik,karena jalan ceritanya terlalu dibuat-buat,penuh konflik yang tiada habis-habisnya.Sadar atau tidak penonton akan terbawa dan terekam di alam bawah sadar mereka cerita yang ditonton setiap waktu itu,secara tidak sadar pula hal ini akan mempengaruhi pola fikir penonton dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapinya.Itulah saya melarang keluarga saya menonton sinetron di TV.

Dengan keluarnya larangan import film asing saya hanya berharap mudah-mudahan akan mendorong sineas handal untuk menciptakan karya-karya bermutu untuk mengisi kekosongan film-film bermutu di negeri kita.Supaya kerinduan saya dan penonton lain dapat terpenuhi,tidak hanya sekedar kita dijejali dengan cerita murahan yang membuat penonton jenuh namun tidak memiliki pilihan lain.Pun juga saya berharap dan berdoa agar para importir film asing punya jiwa nasionalisme,membayar pajak kan bagian dari jiwa nasionalisme itu.Kalau hanya sekedar peningkatan beberapa persen,itukan tidak seberapa dibanding keuntungan yang akan diperoleh dari pembayaran tontonan itu.Atau jangan-jangan jiwa nasionalisme mereka sudah mati karena sudah terlalu lama bergelut dengan kualitas orang asing? Moga saja tidak.

Bantaeng,28 Februari 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun