20 tahun sudah kita reformasi, tapi demokrasi serasa masih jauh sekali
Undang undang, hingga kini masih tarik ulur bagai besi, tak pernah selesai tuk direvisi
Anggota dewan, bak raja ingin dihormati, padahal mereka digaji hasil keringat keluarga kami
20 tahun sudah kita demokrasi, tapi pengangguran dan kemiskinan masih terjadi
Kekerasan seks, diskriminasi,dan penyebaran obat terlarang malah menjadi jadi
Partai politik menjadikan agama sebagai propaganda buat duduk di kursi yang nyaman, perebutan kekuasaan menjadi makanan sehari hari bukan hanya terlihat menggelikan tapi sudah berada di level jijik bagai kotoran, para pesaing berlomba lomba menumbangkan lawan satu sama lain alhasil patron teladan kini serupa mencari mutiara dalam lautan, sulit sekali ditemukan
Selamat datang di negeri antikritik
Negeri di mana mereka yang di lembaga legislatif cepat lupa pada janji manisnya, yang dulu berkata siap berkorban demi rakyat Indonesia, tapi kini membuat undang undang demi melindungi dirinya dan kelompoknya, sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H