"Hati-hati kalau sama Niar, bisa masuk jadi bahan tulisan," kata salah seorang kawan SMA ketika kami sedang bereuni kecil-kecilan. Maksudnya, ketika sedang bersama-sama seperti saat itu, hati-hati ada dekat saya.
"Tidaklah, ndak juga begitu," ujar saya sembari tersenyum. Sebagai blogger aktif, tentunya saya tidak menulis apapun yang saya alami. Namun demikian, saya memang menjadikan banyak hal sebagai bahan tulisan, tergantung apa topik yang akan saya tulis.
Tentunya jika itu berkenaan dengan pengalaman bersama teman-teman, saya melakukan banyak pertimbangan dulu sebelum menayangkan tulisan. Saya tidak selalu menyebutkan  nama dan berusaha menjaga privasi mereka juga.
Ternyata sekira beberapa bulan sejak seorang teman mengucapkan hal tersebut, saya menjadikan sebagian kecil dari reuni itu sebagai bahan tulisan. Saya mengangkat mengenai silaturahmi kami yang sudah berteman lebih dari 30 tahun.
Saya menuliskan juga mengenai perasaan senang saya, banyak di antara teman-teman sudah menjadi orang sukses dalam tataran dunia tetapi masih rendah hati dalam bergaul dengan teman-teman lamanya.
Bagi saya menulis berarti menorehkan catatan kehidupan yang menjadi catatan sejarah sekaligus pembelajaran saya tentang kehidupan. Sejak memutuskan untuk serius menggeluti dunia blogging menggunakan blog pribadi, saya belajar banyak hal. Saya juga bikin akun di Kompasiana untuk menambah pengalaman dalam dunia menulis.
Secara perlahan, saya mengisi blog dengan aneka tulisan, mulai monetisasi konten pula walaupun belum menggunakan domain pribadi. Saat yakin akan benar-benar berkarya di blog, barulah saya membeli domain dengan nama saya: mugniar.com.
Kalau dihitung sejak pertama kali mulai ngeblog, sampai saat ini sudah 17 tahun saya belajar menulis namun jika dihitung sejak saat saya memutuskan untuk aktif menulis dan belajar banyak hal terkait penulisan, baru 12 tahun saya berkiprah.
Kini, blog -- termasuk Kompasiana bukan sekadar tempat penyimpan catatan harian. Aktivitas menulis lebih dari sekadar berkarya karena memberikan pengalaman lebih, membelajarkan, dan membuka wawasan. Bahkan aktivitas ini membuat saya bisa melatih kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan. Kok bisa?
Ya bisalah. Karena terbiasa menulis, saya terbiasa menyusun struktur apa saja yang akan saya tuliskan di benak saya. Rangkaian kata sudah mulai tersusun secara "berbayang" di dalam otak sebelum benar-benar saya tuliskan menggunakan komputer. Aneka pilihan diksi berseliweran, menunggu dijemput jemari untuk diketikkan menggunakan tuts keyboard.
Makin menyenangkan, ngeblog membuat saya bisa berjejaring dengan banyak orang baru, baik sesama blogger maupun yang berlatar belakang berbeda. Selain itu, terbuka peluang untuk memiliki penghasilan sendiri melalui tulisan di blog. Selain itu berpeluang mendatangkan penghasilan melalui konten di media sosial.
