Mohon tunggu...
Mugniar
Mugniar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mamak Blogger

Ibu dari 3 anak dan penulis freelance yang berumah maya di www.mugniar.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pasar Kaget Losari, Siapkah Menuju Kota Dunia?

11 Desember 2013   15:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:03 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap Ahad pagi, warga Makassar memadati pantai Losari. Memandang laut dari tepian dan mengindera angin berikut pemandangan laut saja sudah begitu menghibur apalagi khusus di hari Ahad ini. Satu kali dalam sepekan, masyarakat dihibur dengan aneka jajanan dan barang-barang jualan.

Pada Ahad pagi, kawasan pantai Losari di sekitar masjid terapung menjadi seperti kawasan bazaar saja. Car free day di jalan Penghibur, lalu aneka jualan. Siapa pun yang memang pingin belanja bisa puas-puas belanja dengan harga yang amat terjangkau di hari ini.

[caption id="attachment_307872" align="aligncenter" width="491" caption="Masjid Amirul Mukminin dan sekitarnya yang artistik. Foto ini diambil bukan pada saat pasar kaget digelar. Foto koleksi pribadi"][/caption] [caption id="attachment_307874" align="aligncenter" width="461" caption="Masjid Amirul Mukminin dari sisi lain (bukan pada saat pasar kaget digelar). Foto dokumentasi pribadi"]

1386748447534410576
1386748447534410576
[/caption] [caption id="attachment_307876" align="aligncenter" width="461" caption="Tugu-tugu mini di sekitar masjid Amirul Mukminin. Foto diambil bukan pada saat pasar kaget digelar. Dokumentasi pribadi"]
1386748523712154274
1386748523712154274
[/caption] Pakaian dan asesorisnya ada. Aneka souvenir/kerajinan ada. Aneka makanan dan minuman ada. Bahkan tukang obat pun ada. Sepaket susu kemasan isi 6 kotak dijual seharga Rp. 10.000. Kalau di luar biasanya Rp. 15.000 harganya. Satu kemasan vitamin berikut bonus-bonusnya bisa ditebus dengan uang sejumlah Rp. 30.000.

Pokoknya memuaskan. Habis belanja, tinggal mengangsurkan diri ke lapak-lapak makanan dan minuman. Tinggal pilih. Mau nasi kuning? Ada. Mau burger? Ada. Mau pisang epe’ (penganan khas berupa pisang bakar yang diberi saus gula merah atau aneka rupa taburan sebagai topping-nya)? Banyak.

Sayangnya, usai berjualan tak semua pedagang membersihkan sampah yang berserakan di sekitarnya. Pemandangan pantai Losari terkontaminasi dengan sampah di mana-mana.

[caption id="" align="aligncenter" width="404" caption="Aneka barang dagangan di pantai Losari saat digelar pasar kaget di hari Ahad. Sumber foto: http://mugniarm.blogspot.com"]

[/caption] [caption id="attachment_307879" align="aligncenter" width="455" caption="Hari yang bergairah untuk ekonomi para pedagang"]
13867488941697730137
13867488941697730137
[/caption] [caption id="attachment_307882" align="aligncenter" width="349" caption="Sampah berserakan"]
1386749115695618128
1386749115695618128
[/caption] [caption id="attachment_307885" align="aligncenter" width="414" caption="Banyak pedagang yang tak membersihkan sampahnya"]
1386749232722052733
1386749232722052733
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="412" caption="Perlu upaya tegas dari pemerintah mengatasi hal ini jika ingin menjadi kota dunia. Sumber foto: http://mugniarm.blogspot.com"]
[/caption]

Akankah perilaku “buang sampah tidak pada tempatnya” ini kita biarkan ditonton masyarakat dunia kelak?

Bandingkan dengan sebuah pasar kaget di Istanbul ini. Gambar-gambar ini diambil oleh sahabat blogger – kak Alaika Abdullah ketika ia mengunjungi adiknya yang berdomisili di Istanbul – Turki. Di depan apartemen adiknya, setiap hari Jum’at ada pasar kaget. Tapi lihat lingkungannya, betapa berbeda dengan pasar kaget di sini!

[caption id="attachment_307892" align="aligncenter" width="480" caption="Pasar kaget di Gultepe, Istanbul, Turki. Foto koleksi kak Alaika Abdullah, pemilik blog http://alaikaabdullah.com"]

13867502281908602260
13867502281908602260
[/caption] [caption id="attachment_307893" align="aligncenter" width="480" caption="Kak Alaika (tengah) berfoto bersama adik dan iparnya di pasar kaget di Gultepe, Istanbul, Turki. Foto koleksi kak Alaika Abdullah, pemilik blog http://alaikaabdullah.com"]
1386750328745566222
1386750328745566222
[/caption] [caption id="attachment_307899" align="aligncenter" width="480" caption="Foto koleksi kak Alaika Abdullah, pemilik blog http://alaikaabdullah.com"]
13867510861586401762
13867510861586401762
[/caption] Makassar, harus berbenah banyak-banyak jika ingin menyandang predikat kota dunia. Pertama-tama, sebagai bagian dari masyarakat, mari kita biasakan BUDAYA BUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA. Kalo tak menemukan tempat sampah, simpanlah sampah Anda sampai Anda menemukan tempat sampah. Tak sulit. Hanya perlu pembiasaan saja. Ini perlu agar kelak kita tak mempermalukan diri kita sendiri di hadapan tetamu dari manca negara.

Pemerintah mesti tegas kepada para pedagang dalam pengelolaan sampah-sampah mereka. Jangan sampai keunikan pasar kaget ditiadakan. Biarkan kegiatan ini berkelanjutan, toh hanya sekali seminggu. Jangan usik pasar kaget karena warga kota ini menikmatinya. Hanya saja perlu dibuat pengaturan yang lebih tertib terkait masalah sampah. Pemerintah harus bisa mendidik warga kota ini untuk lebih peduli dengan kebersihan lingkungan apalagi di area yang dikenal sebagai ikon kota. Mari sama-sama berbenah.

Makassar, 11 Desember 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun