Mohon tunggu...
Mugniar
Mugniar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mamak Blogger

Ibu dari 3 anak dan penulis freelance yang berumah maya di www.mugniar.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apiiiii ............ Apiiiiii

1 Oktober 2012   04:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:26 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat berita-berita kebakaran di televisi membuat saya tercenung berkali-kali sembari berucap hamdalah tak terkira. Bersyukur kepada Sang Maha Pencipta yang telah menghindarkan kami dari sebuah musibah ...

[caption id="" align="alignright" width="320" caption="Tempat kompor dan tabung bermasalah itu diletakkan (di depan pagar rumah kami)"][/caption] Matahari mulai terik saat terdengar kehebohan pada 13 September lalu. Riuh-rendah suara-suara teriakan dari depan rumah. Saya bergegas mengenakan jilbab dan menyusul suami yang sudah lebih dulu keluar rumah.

Api! Betapa terkejutnya saya melihatnya di depan rumah kami. Tepatnya, persis di depan pagar besi. Jilatannya mengenai pagar dan pohon yang ditanam teramat dekat dengan pagar itu. Saat saya terpikir hendak mematikan sekering listrik, Ayah sudah lebih dulu mematikannya.

Tetangga depan rumah kami sedang masak-masak untuk keperluan acara pernikahan kerabat mereka di teras rumah yang jaraknya tak sampai 3 meter dari pagar rumah kami. Saat memasang tabung gas pada sebuah kompor gas satu mata, regulatornya tiba-tiba pecah. Gas  yang keluar dari tabung disambar api yang berasal dari sebuah kompor lain yang tengah menyala di dekatnya.

[caption id="" align="alignleft" width="320" caption="Di rumah itu sedang ada persiapan acara pernikahan"]

Di rumah itu sedang ada persiapan acara pernikahan
Di rumah itu sedang ada persiapan acara pernikahan
[/caption] Sebuah taplak meja sempat tersambar api. Untung belum sempat menjangkau langit-langit yang sedang berhiasakan tabere’ – kain warna-warni yang penuh hiasan, yang biasanya dipasang di bagian atas dinding dekat plafon menjelang prosesi pernikahan dilangsungkan.

Seorang lelaki tinggi besar dengan sigap menarik kompor satu mata itu. Tabung gas yang menyala ikut terseret karenanya. Laki-laki itu meletakkan kompor berikut tabung panas itu ke dalam got di tikungan – depan rumah kami.

Tetangga-tetangga sekitar membantu memadamkan api yang berasal dari sebuah tabung gas yang berada di salam got depan pagar. Ada yang memakai berember-ember air, ada yang memakai kain basah, dan ada yang menimbunnya dengan tiga buah karung besar berisi pasir.

[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Pendahulu pasukan pemadam kebakaran datang duluan"]

Pendahulu pasukan pemadam kebakaran datang duluan
Pendahulu pasukan pemadam kebakaran datang duluan
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Yang berseragam biru itu pasukan pemadam kebakaran"]
Yang berseragam biru itu pasukan pemadam kebakaran
Yang berseragam biru itu pasukan pemadam kebakaran
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Warga membantu pemadaman api"]
Warga membantu pemadaman api
Warga membantu pemadaman api
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="280" caption="Regulator yang pecah, karena tak kuat menahan tekanan gas"]
Regulator yang pecah, karena tak kuat menahan tekanan gas
Regulator yang pecah, karena tak kuat menahan tekanan gas
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="549" caption="Dua benda ini adalah "]
Dua benda ini adalah primadona peristiwa mengkhawatirkan ini
Dua benda ini adalah primadona peristiwa mengkhawatirkan ini
[/caption] Bersyukur api akhirnya berhasil dipadamkan. Tapi bau gas masih tercium jelas. Tabung itu masih terbuka. Pasukan pemadam kebakaran datang dengan cepat, beruntung api bisa dipadamkan dengan lebih cepat.

Tak lama kemudian tabung gas itu berhasil ditutup. Pekik hamdalah terdengar. Banyak mata mengucurkan air, bersyukur terhindar dari musibah. Semua yang menyaksikan menarik nafas lega.

Sungguh sebuah pelajaran berharga agar selalu berhati-hati dengan kompor gas. Tak ada salahnya mematikan dulu semua api, sekecil apapun itu sebelum memasang tabung gas baru.

Dan yang paling berharga dari semuanya, Yang Maha Kuasa memberikan pelajaran kepada kami, namun Ia tak menghendaki kebakaran terjadi. Untung empunya hajat memasak di teras rumah sehingga kompor dengan mudah dapat dievakuasi. Untung banyak yang membantu proses pemadaman api. Untung hanya dedaunan pekarangan kami yang terbakar, bukan rumah itu, bukan rumah kami, dan bukan pula rumah-rumah tetangga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun