Mohon tunggu...
Mugniar
Mugniar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mamak Blogger

Ibu dari 3 anak dan penulis freelance yang berumah maya di www.mugniar.com.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hubungan Antara Subyek Perkasa dan Obyek Penggoda

11 Oktober 2011   04:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:06 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Percakapan imajiner tentang masalah nyata:

Tanya: Ada iklan oli, di situ ada tiga komponen: produk, subyek perkasa berupa laki-laki pengendara motor dan obyek penggoda berupa perempuan berkulit kuning langsat nan mulus yang memperlihatkan belahan dada sekaligus pahanya. Nah, Kamu tahu apa hubungan logis dari ketiganya?

Jawab: Tidak ada.

T: Tidak ada? Lha, kenapa diiklankan seolah ketiganya berhubungan secara logis?

J: Tidak tahu. Hubungannya bukan hubungan logis.

T: Lantas, hubungan apa dong ?

J: Hubungan syahwat.

T: Hubungan syahwat?

J: Iya. Sebenarnya kasihan juga si subyek perkasa itu. Dan ada yang tak beres dengan si pembuat iklan. Atau malah semuanya tidak beres.

T: Memangnya kenapa?

J: Kasihan dong. Laki-laki kan selalu dilambangkan sebagai makhluk yang mengedepankan logika. Pastinya laki-laki tak mau disebut sebagai makhluk yang mengedepankan emosi, tapi bukan berarti juga laki-laki itu makhluk yang tak memiliki rasa/emosi. Banya juga laki-laki yang peka/halus perasaannya. Nah, di iklan itu koq mau mengedepankah syahwat, berarti logikanya dilemahkan dong.

T: Kalau si obyek penggoda, bagaimana?

J: Ya, kasihan juga. Perempuan kan identik dengan makhluk yang mengedepankan rasa/emosi. Bukan berarti tak memiliki logika lho ya. Malah ada perempuan yang lebih logis dari laki-laki. Koq mau di iklan itu diientikkan dengan syahwat, emosi dan logikanya sekaligus dilemahkan.

T: Apa ada orang yang mau membeli produk yang antar-komponennya tidak memiliki hubungan logis, melainkan syahwat?

J: Tidak tahu.

T: Lantas, kalau dalam iklan itu, syahwat dikedepankan. Apakah mereka ehm ... kuat syahwatnya?

J: Entah. Kau jawablah sendiri.

T          : ?!?!?!?!?!?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun