Mohon tunggu...
Mugiyono Bayu Kresno
Mugiyono Bayu Kresno Mohon Tunggu... -

Mugiyono Bayu Kresno was born in Sragen – Central Java, which is a beautiful and peaceful city. Bachelor holder in Education from Syekh Yusuf Islamic University (UNIS) Tangerang, and then working in Kuala Lumpur at private company as Manager Technical Drawing and R&D. In spare time, like to reading about politics, psychology, sports, and up to date news. Also like to think philosophy to translate the truth which is an abstract to be described.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Islam (Seharusnya) Rahmatan Li L-Alamin

30 April 2010   02:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:30 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

PRA-KATA

Dewasa ini perkembangan Islam terlihat semakin marak. Aktivitas shalat berjamaah kaum muslim semakin meningkat. Demikian juga dengan minat mengaji ajaran agama juga tinggi. Kaum hawa – baik ibu-ibu maupun gadis-gadis remaja – semakin banyak yang memakai kerudung, walau kebanyakan dari mereka masih banyak yang memakainya hanya ketika bepergian atau menghadiri acara resmi seperti kondangan. Suatu perkembangan yang sangat bagus secara fisikal (jasmani).

Namun jika kita perhatikan secara batin (rohani) dengan seksama, akan terasa adanya suatu kekurangan, ada something wrong yang harus kita kaji dan benahi; apakah itu dalam konsep Islam, dalam pemahaman, atau dalam pelaksanaan. Islam dalam konsep tidak mungkin salah, karena Islam perpedoman pada Al-Quran yang merupakan firman-firman Allah yang kita yakini tidak mungkin salah, sebab Allah Maha Tahu, Maha Benar, Maha Bijaksana, dan segala Maha-Maha lainnya. Jadi, kemungkinan adanya kekurangan atau something wrong tersebut ada pada pemahaan atau/dan pelaksanaannya.

Seyogianya dalam kehidupan warga yang semakin Islami akan berkorelasi positif pada suasana kehidupan yang teduh dan nyaman (penuh rahmat). Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, aura hidup dan kehidupan masyarakat terasa mendung dan panas; korupsi dalam skala besar maupun kecil semakin merajalela karena ketamakan dan hati jauh dari Allah; hukum bukan melindungi rakyat tapi dalam prakteknya justru banyak dikuasai mafia; halal atau haram bukan lagi menjadi pertimbangan dalam mengumpulkan rezeki; ketimpangan hidup para warga bukan menjadi wahana untuk saling tolong menolong atas nama ibadah dan sedekah namun sebaliknya menjadi sebuah pergunjingan dan olok-olokan karena riak; perbedaan pandangan bukan menjadi sebuah keberagaman dalam kesatuan tetapi justru menjadi alat untuk mencemooh atau menyalahkan atau menjelek-jelekkan pihak lain karena ego merasa benar sendiri dan ingin menang sendiri. Inilah realita yang dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat maupun dalam ceramah-ceramah agama yang disampaikan oleh sebagian besar juru dakwah yang merasa benar sendiri, sehingga ceramah agama yang seharusnya bisa memberikan keteduhan dan kenyamanan bagi isi alam tapi sebaliknya jutru malah berpotensi menimbulkan gejolak di masyarakat.

Sebagai manusia yang diciptakan paling sempurna – diantara makhluk-makhluk lain – oleh Allah dan dianugerahi daya cipta dan rasa, sudah semestinya kita harus menelaah fenomena tersebut, dimana umat Islam secara fisikal semakin nampak rajin beribadah namun secara batiniah suasana kehidupan masyarakat semakin jauh dari rasa teduh dan nyaman. Pertanyaanya, dimanakah letak kesalahannya ?

ISLAM ADALAH RAHMATAN LI L-ALAMIN

Semua para juru dakwah dan siapapun yang pernah mengaji agama Islam atau sekurang-kurangnya pernah mendengar ceramah agama Islam tentu tahu atau setidak-tidaknya pernah mendengar bahwa Islam adalah rahmat bagi sekalian alam, bukan rahmat bagi satu kaum atau beberapa golongan saja. Disini, kita harus berfikir luas dan jernih dalam menterjemahkan kata “alam” tersebut.

Alam semesta menurut Al-Quran adalah seluruh isi langit dan bumi.
LANGIT seisinya yang Allah sebut sebagai atap meliputi planet-planet, bintang-bintang, galaxy, dan lain-lain serta para penghuni didalamnya. Kita harus meyakini bahwa Allah tidak menciptakan ruang hampa yang tiada penghuni. Ruang angkasa dan planet-planet lain pun ada penghuninya yaitu penduduk langit yang juga makhluk Allah dalam dimensi lain (makhluk gaib) yang tidak dapat dilihat atau dirasa oleh panca indera manusia, kecuali orang-orang yang mempunyai kelebihan indera ke-enam.

Beberapa firman Allah yang secara tersirat menunjukkan bahwa langit yang nampak sebagai ruang kosong sebenarnya berpenghuni, antara lain :

“Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS Al-Hasyr ayat 24

“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” QS Al-Hujuraat ayat 18.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun