Mohon tunggu...
Mugi Tri Lestari
Mugi Tri Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Pembangunan, FEB Universitas Tanjungpura

Menyukai fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kisah Keluarga di Kabupaten Kubu Raya: Perjuangan Bertahan Hidup di Tanah Perantauan Pada Masa Tua

18 Agustus 2023   01:17 Diperbarui: 18 Agustus 2023   01:38 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Rumah Bapak Arpandi (Sumber : Foto Pribadi)

Bapak Arpandi merupakan salah satu warga yang berada di wilayah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat dengan kondisi ekonomi yang kurang mampu. Beliau tinggal di Jalan Parit Haji Mukhsin II, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Beliau kini berusia 70 tahun dan saat ini hanya hidup seorang diri karena istri dan ketiga anaknya telah lama meninggal dunia.

Bapak Arpandi adalah seorang perantau yang berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Hal tersebut membuat beliau tidak memiliki banyak keluarga di Pontianak, Kalimantan Barat. Salah satu keluarga yang dekat dengan tempat tinggal beliau adalah cucu dari saudara beliau. Akan tetapi keluarganya tersebut tidak dapat banyak membantu dikarenakan kondisi perekonomian cucunya pun kurang mampu.

Karena sudah tua dan kondisi kesehatan yang tidak stabil, bapak Arpandi tidak dapat lagi bekerja di luar rumah. Saat ini, bapak Arpandi hanya mampu bekerja sebagai tenaga pengobatan tradisional, dengan penghasilan yang diperoleh beliau secara sukarela sekitar Rp. 30.000,00 – Rp. 50.000,00. Beliau hanya bekerja apabila ada warga sekitar yang memerlukan jasa beliau dengan cara mendatangi rumah beliau secara langsung. Rata-rata dalam sebulan, beliau hanya mendapatkan 1 kali panggilan jasa. Akhir-akhir ini beliau belum mendapatkan panggilan untuk pengobatan. Sebelum beliau bekerja menjadi tenaga ahli pengobatan alternatif, bapak Arpandi dulunya bekerja sebagai petani dengan menyewa lahan pertanian.

Gambar : Kondisi Bagian Dalam Rumah (Sumber : Foto Pribadi)
Gambar : Kondisi Bagian Dalam Rumah (Sumber : Foto Pribadi)

Kondisi rumah bapak Arpandi dapat dikatakan sudah kurang terawat dan tidak layak huni, karena sudah ditinggali selama kurang lebih 40 tahun dan juga rumah tersebut saat ini hanya dirawat oleh bapak Arpandi seorang diri. Banyak dinding ruangan dan atapnya terdapat lubang dan renggang, serta lapuk. Rumah tersebut merupakan milik pribadi yang terbagi atas tiga ruangan, yaitu ruang tamu, kamar, dan dapur. Dinding dan lantai rumah terbuat dari kayu, dan atapnya menggunakan atap daun dan seng pada bagian dapur. Luas rumah sebesar 6 x 4 m2 , sedangkan luas tanah yang dimilikinya saat ini sebesar  10 x 20 m2. Perabotan/asset yang ada pada rumah tersebutpun sudah usang.

Gambar : Kondisi Bagian Dapur (Sumber : Foto Pribadi)
Gambar : Kondisi Bagian Dapur (Sumber : Foto Pribadi)

Untuk mandi serta buang air, beliau menumpang di tempat keluarganya yang tidak jauh dari rumahnya karena beliau tidak memiliki wc sendiri. Untuk kebutuhan mencuci piring serta baju dilakukan di belakang rumah. Untuk memasak nasi dan minum, air yang digunakan berasal dari air hujan yang ditampung di tempayan dan ember.  Untuk penyimpanan air minum beliau simpan pada tempat air minum serta di dalam botol plastik bekas air mineral. Di dapur beliau tidak memiliki lemari untuk menyimpan makanan, sehingga makanan hanya ditutup dengan barang seadanya. 

Gambar : Tempat Mencuci (Sumber : Foto Pribadi)
Gambar : Tempat Mencuci (Sumber : Foto Pribadi)

Untuk daya listrik, beliau menumpang di rumah cucu saudaranya sehingga beliau tidak membayar listrik sama sekali. Listrik tersebut beliau gunakan untuk daya listrik pada lampu, kipas angin, dan juga tv (namun tv jarang digunakan). Untuk pemakaian tabung gas, dalam sebulan beliau hanya menghabiskan satu tabung gas ukuran 3 kg karena hanya untuk memasak nasi dan air. Untuk frekuensi makan, beliau makan dua kali sehari dengan mengandalkan beras dari pemberian orang lain, dan untuk lauknya beliau membelinya di warung makan di dekat rumahnya atau bahkan pemberian dari orang lain. Selama kurang lebih tiga tahun beliau tidak membeli beras, dikarenakan rutin diberikan beras dari tetangganya.

Bapak Arpandi pernah mendapatkan bantuan pemerintah berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT). Namun pada bulan agustus tahun 2022 bantuan tersebut sudah diputus oleh pemerintah sehingga saat ini bapak Arpandi hanya memiliki satu-satunya bantuan yaitu BPJS dari pemerintah. Bantuan BPJS tersebut 100% ditanggung oleh pemerintah dan BPJS tersebut digunakan oleh bapak Arpandi untuk pengobatan jantung yang diderita oleh beliau. Ketika penyakit beliau sedang kambuh, tidak dapat menjalani rawat inap dikarenakan tidak ada keluarganya yang menjaga beliau di rumah sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun