Pertanian merupakan suatu usaha memelihara tanaman atau binatang guna mendapatkan produk hayati di atas sebidang lahan tanpa merusak lahan tersebut untuk produksi selanjutnya. Pertanian juga merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja, basis perekonomian dan penyedia kesediaan pangan negara. Seperti yang kita tahu bahwa negara kita sering disebut dengan negara agraris/agraria, karena melimpahnya lahan pertanian dengan kesuburan tanahnya. Bahkan saking suburnya, kita bisa menyaksikan ada tumbuhan yang tumbuh di antara retakan dinding-dinding bangunan yang sudah usang.
Namun sayang, kesuburan yang dimiliki tanah nusantara ini tidak diiringi dengan kesuburan semangat memelihara, memanfaatkan dan mengembangkannya. Padahal pertanian merupakan salah satu kebutuhan utama manusia. Ketika manusia masih ingin hidup, maka mereka membutuhkan oksigen dan makanan. Makanan yang dikonsumsi manusia sehari – hari merupakan bahan organik yang hanya dapat diproduksi oleh kegiatan pertanian. Dan apa jadinya jika pertanian di negara ini tidak lagi menjadi prioritas pembangunan ?
Suatu pembangunan membutuhkan sumberdaya manusia yang tangguh untuk mencapai tujuan pembangunan itu sendiri. Sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dibidangnya. Para petani yang ada negara ini, mereka semua merupakan sumberdaya manusia terbaik bagi pembangunan pertanian negara ini. Tapi, peranan pemerintah dalam mengambil kebijakan juga penting dalam melancarkan pembangunan. Pemerintah dapat membuat program – program yang dapat menguntungkan para petani agar kehidupan mereka dapat terjamin.
Namun, kita dapat melihat kehidupan petani yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Padahal tanpa mereka tidak ada lain profesi, merekalah pahlawan sebenarnya penyedia pangan bagi kita semua. Fenomena ini sangat ironi mengingat potensi atau kekayaan terbesar yang ada di negara ini. Negara agraris yang disebut – sebut sebagai negeri atlantis ternyata belum mampu mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H