Pagi itu di halte.
Lelaki berida di pinggir jalan
menghadap halte bus di atas trotoar:
rambutnya botak
berkulit hitam, berbaju hitam dan bercelana hitam
tangannya menggenggam bungkus susu cokelat
Kedua matanya menuding kepadaku
mulutnya yang bergeming seakan berkata:
  "Kau lelaki ganjil!"
  "Ya, aku" jawabku sambil pergi.
Bulu-bulu matahari rontok diusap waktu, membuatku kembali.
Lelaki berida di pinggir jalan
menghadap halte bus di atas trotoar:
tubuhnya menjilat debu
tangannya menggenggam dua gelas plastik
berisi keringat
Kedua anak matanya menyulut api
membakar segala air mata yang membeku;
membasahi lekuk pipi dan mulutnya yang kering.
Kuberi sebungkus waktu dan tisu:
  "mari kita bersulang di atas deru" ucapnya dengan bisu, pikirku
Bandung, Februari 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI