Balado Terong Kentang Pedas di Musim Hujan
Rintik hujan turun dengan derasnya, membasahi bumi dan menciptakan suasana yang dingin dan lembab. Nara, seorang gadis berusia 12 tahun, duduk di jendela kamarnya, menikmati pemandangan hujan yang turun. Tiba-tiba, perutnya keroncongan, tanda bahwa dia lapar.
Nara membuka kulkas, berharap menemukan sesuatu yang lezat untuk dimakan. Namun, kulkasnya hanya berisi beberapa bahan makanan yang tidak menarik. Nara menghela nafas kecewa.
Tiba-tiba, Nara teringat akan hidangan favoritnya: balado terong kentang pedas. Bayangan terong dan kentang yang digoreng garing, dibalut dengan bumbu balado merah pedas, membuat air liur Nara menetes.
Nara bertekad untuk makan balado terong kentang hari ini. Dia pun memberanikan diri untuk pergi ke warung di tengah hujan deras. Nara mengenakan jas hujan dan sepatu botnya, dan melangkah keluar rumah.
Hujan masih turun dengan deras, namun Nara tidak peduli. Dia terus berjalan menuju warung, tekadnya untuk makan balado terong kentang tidak tergoyahkan.
Sesampainya di warung, Nara langsung mencari terong dan kentang. Dia memilih terong yang segar dan kentang yang besar-besar. Kemudian, dia membeli bumbu balado dan cabai rawit untuk menambah rasa pedas.
Nara kembali ke rumah dengan penuh semangat. Dia segera menggoreng terong dan kentang, dan kemudian memasaknya dengan bumbu balado. Tak lupa, Nara menambahkan banyak cabai rawit untuk membuat hidangannya semakin pedas.
Setelah beberapa saat, balado terong kentang pedas pun siap untuk dimakan. Nara menyantap hidangannya dengan lahap. Rasa pedas dan gurih balado terong kentang berpadu dengan sempurna, membuat Nara merasa puas.