Rasa Penasaran Ninu Pada Nyamuk
Ninu, seorang gadis periang berusia 10 tahun, tinggal di lingkungan yang bersih dan rapi. Dia rajin membantu orang tua membersihkan rumah dan selalu memastikan barang-barang tertata di tempatnya. Namun, akhir-akhir ini, sesuatu yang aneh terjadi. Ninu sering digigit nyamuk, padahal kamarnya selalu dijaga kebersihannya. Sementara itu, teman sekelasnya, Aldi, yang rumahnya sedikit lebih kumuh, tidak pernah mengeluh digigit nyamuk.
Ketidakadilan ini membuat Ninu gundah. Pada suatu siang, saat pelajaran IPA, dia memberanikan diri bertanya kepada Bu Guru, "Bu Guru, kenapa nyamuk malah suka hinggap di tempat saya yang bersih, ya? Bukankah nyamuk biasanya suka tempat yang kotor?"
Bu Guru tersenyum bijak. "Ninu, kamu benar bahwa nyamuk memang menyukai tempat yang lembab dan banyak genangan air untuk berkembang biak. Tapi, nyamuk juga tertarik kepada beberapa hal lain, lho," jelas Bu Guru.
"Apa saja, Bu Guru?" tanya Ninu penasaran.
"Nyamuk bisa mengenali manusia dari aroma yang dikeluarkan tubuh kita, seperti karbon dioksida dan asam laktat yang dihasilkan saat beraktivitas," lanjut Bu Guru. "Selain itu, nyamuk juga menyukai warna gelap dan benda-benda yang mengeluarkan panas."
Ninu berpikir sejenak. "Wah, berarti meskipun tempat saya bersih, kalau saya mengeluarkan banyak keringat atau memakai baju gelap, nyamuk tetap bisa tertarik, ya Bu?"
"Tepat sekali, Ninu!" Bu Guru mengacungi jempol. "Jadi, menjaga kebersihan tempat tinggal memang penting, tapi kita juga harus memperhatikan hal-hal lain agar terhindar dari gigitan nyamuk."
Bu Guru kemudian menjelaskan beberapa tips untuk menghindari gigitan nyamuk, seperti menggunakan kelambu, memakai pakaian lengan panjang dan celana panjang saat malam hari, serta menggunakan lotion anti nyamuk.