Pak Rio pun mulai membimbing Madani. Madani adalah siswa yang sangat rajin dan tekun. Ia selalu mengikuti saran-saran Pak Rio dengan baik.
Beberapa bulan kemudian, Madani sudah bisa menulis sebuah novel. Novel itu berjudul "Cinta di Ujung Senja". Novel Madani sangat bagus. Ia berhasil memenangkan lomba menulis novel tingkat nasional.
Kemenangan Madani membuat Pak Rio sangat senang. Ia merasa bahwa cita-citanya untuk melahirkan penulis-penulis muda dari kalangan siswa mulai tercapai.
Tak lama setelah itu, ada lagi seorang siswa yang menghampiri Pak Rio. Siswa itu bernama Awaludin.
"Pak Rio," kata Awaludin. "Saya ingin belajar menulis buku."
Pak Rio tersenyum lagi. Ia merasa bahwa Awaludin adalah siswa yang serius dalam belajar menulis buku.
Pak Rio pun mulai membimbing Awaludin. Awaludin juga adalah siswa yang rajin dan tekun. Ia selalu mengikuti saran-saran Pak Rio dengan baik.
Beberapa bulan kemudian, Awaludin juga sudah bisa menulis sebuah novel. Novel Awaludin berjudul "Perjalanan Menuju Mimpi". Novel Awaludin juga sangat bagus. Ia berhasil memenangkan lomba menulis novel tingkat internasional.
Kemenangan Awaludin membuat Pak Rio semakin bahagia. Ia merasa bahwa cita-citanya untuk melahirkan penulis-penulis muda dari kalangan siswa sudah semakin dekat.
Pak Rio terus membimbing siswa-siswanya yang ingin belajar menulis buku. Ia tidak pernah menyerah, meski hanya segelintir siswa saja yang benar-benar serius.
Pak Rio percaya bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi penulis. Ia hanya perlu memberikan bimbingan dan motivasi yang tepat.