Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Tempe Mendoan yang Tak Kunjung Ditemukan

2 Desember 2023   17:48 Diperbarui: 2 Desember 2023   18:44 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baiklah, berikut adalah cerpen dengan tema tersebut:

Cerpen

Tempe Mendoan yang Tak Kunjung Ditemukan

Oleh Mugiarni 

Rani sedang duduk di teras rumahnya, memandangi hujan yang turun dengan rintikan yang semakin deras. Ia merasa lapar dan ingin makan mendoan. Ia pun memutuskan untuk keluar rumah untuk mencari tempe mendoan.

Rani berjalan menyusuri jalan-jalan di Tangerang. Ia melewati banyak warung makan, tetapi tidak ada yang menjual tempe mendoan. Ia mulai merasa putus asa.

"Kenapa sih nggak ada yang jual tempe mendoan?" gumam Rani.

Rani terus berjalan, berharap menemukan warung makan yang menjual tempe mendoan. Ia melewati pasar, tetapi tidak ada pedagang yang menjual tempe mendoan. Ia juga melewati beberapa pusat jajanan, tetapi tidak ada yang menjual tempe mendoan.

Rani sudah mulai lelah dan lapar. Ia pun memutuskan untuk pulang.

"Ah, sudahlah. Mungkin besok aku cari lagi," kata Rani pada dirinya sendiri.

Rani berjalan pulang dengan perasaan sedih. Ia sudah sangat ingin makan mendoan, tetapi tidak ketemu temu.

Rani tiba di rumah dalam keadaan basah kuyup. Ia segera masuk ke rumah dan mengganti pakaiannya.

"Rani, kamu dari mana?" tanya Rino, suami Rani.

"Aku cari tempe mendoan," jawab Rani.

"Tempe mendoan? Di mana kamu cari?" tanya Rino.

"Aku sudah cari ke mana-mana, tapi nggak ketemu," kata Rani.

Rino tersenyum. "Kalau begitu, aku buatkan mendoan sendiri saja," kata Rino.

"Beneran? Makasih, Mas," kata Rani dengan senang hati.

Rino pun mulai menyiapkan bahan-bahan untuk membuat mendoan. Ia menyiapkan tempe, bawang putih, ketumbar, kemiri, cabai, dan bumbu-bumbu lainnya.

Setelah semua bahan siap, Rino mulai menggoreng mendoan. Ia menggoreng mendoan dengan hati-hati agar tidak gosong.

Beberapa saat kemudian, mendoan pun matang. Rino mengeluarkan mendoan dari penggorengan dan menyajikannya kepada Rani.

"Mumpung hujan, makan mendoan hangat-hangat enak," kata Rino.

Rani pun mulai memakan mendoan buatan Rino. Mendoan buatan Rino sangat enak. Rasanya gurih dan renyah.

"Mendoan buatanmu enak banget, Mas," kata Rani.

"Terima kasih," kata Rino.

Rani dan Rino pun makan mendoan bersama-sama. Mereka menikmati mendoan sambil mengobrol.

"Makasih ya, Mas, udah buatkan mendoan buat aku," kata Rani.

"Sama-sama," kata Rino. "Kalau kamu mau makan mendoan lagi, bilang saja sama aku."

"Iya, Mas," kata Rani.

Rani dan Rino pun menghabiskan mendoan mereka dengan lahap. Mereka pun merasa puas dan kenyang.

Setelah makan mendoan, Rani dan Rino pun duduk di teras rumah sambil memandangi hujan yang masih turun. Mereka merasa bahagia karena bisa menikmati mendoan bersama-sama

Akhir

Cerpen ini berkisah tentang Rani yang mencari tempe mendoan di Tangerang, tetapi tidak ketemu temu. Rani pun pulang dengan perasaan sedih. Namun, ia akhirnya bisa menikmati mendoan buatan suaminya, Rino.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun